BOJONEGORO, metro7.co.id – Komunitas Balai Yatim Bojonegoro kembali adakan kunjungan dan berikan santunan kepada Arga, penderita disabilitas sejak lahir, Jumat (18/09/20)

Arga, laki-laki asal Desa Sobontoro Kecamatan Balen Kabupaten Bojonegoro, mengalami cacat sejak lahir.

Dia adalah anak dari pasangan Min (Alm) dan Kasmi. Usia Arga saat ini 20 tahun.

Arga hidup dengan Hartono (Pamannya) karena orang tuanya tak lagi mengakui dan mengasuh Arga dikarenakan malu dengan tetangga dan teman-temannya. Selama 20 tahun Arga tak di jenguk oleh ibunya. Karena ayahnya telah meninggal, akhirnya ibunya menikah lagi dan tinggal di Desa Ngindahan Kecamatan Montong Kabupaten Tuban.

“Kala itu Arga terlahir dari keluarga yang ekonominya pas-pasan. Orang tuanya tinggal bersama bibinya yang sudah lama menikah namun belum dikaruniai seorang anak. Akhirnya Arga diasuh oleh bibi serta suaminya. Setelah menginjak usia 7 bulan, tidak menunjukkan adanya gejala cacat, dia normal seperti anak pada umumnya. Namun, menginjak usia 7 bulan lebih, terdapat keanehan dalam diri Arga. Akhirnya oleh sang paman di bawa ke dokter. Dan dokter mengatakan terdapat cairan di bagian kepala Arga yang mengakibatkan dia cacat hingga saat ini” jelas Mustopo selaku Ketua KYB

Tidak lama kemudian, bibinya meninggal dunia, dengan terpaksa Arga akan dikembalikan ke orang tuanya. Namun, orang tuanya menolak Arga kembali karena merasa malu dengan tetangganya. “Akhirnya sang Paman yang tidak memiliki hubungan darah dengan Arga yang harus merawatnya hingga sekarang,” lanjut Mustopo.

Paman Arga bekerja sebagai pemulung sampah. Ia melakukan pekerjaan ini hanya seminggu 2x. Sekali memulung hanya mendapatkan uang Rp 20.000 dan digunakan untuk memenuhi kebutuhannya dan juga Arga.

Teman sebayanya sedang asyik bermain dan menghabiskan masa kecil yang penuh dengan keceriaan di sekolah maupun di lingkungan sosialnya. Namun ia justru harus menanggung beban berat dan rasa sakit setiap hari. Tidak bisa berbicara dan bergerak.

Pengamatan awak media metro7.co.id, banyak tetangga yang merasa empati kepada mereka berdua, sehingga banyak tetangga yang memberikan bantuan baik itu berupa makanan ataupun berupa uang dan lainnya. ***