TANJUNG – Permasalah di PT Conch Semen Indonesia ternyata sangat komplek. Disamping msalah tenaga kerja yang selama ini menjadi sorotan warga sekitar, Conch juga mempunyai kasus-kasus yang cukup serius dari masalah angkutan jalan yng melebihi kafasitas, hingga terbongkarnya kedok pembangunan bendungan menggunakan satu amdal dengan pabrik semen.
TANJUNG – Permasalah di PT Conch Semen Indonesia ternyata sangat komplek. Disamping msalah tenaga kerja yang selama ini menjadi sorotan warga sekitar, Conch juga mempunyai kasus-kasus yang cukup serius dari masalah angkutan jalan yng melebihi kafasitas, hingga terbongkarnya kedok pembangunan bendungan menggunakan satu amdal dengan pabrik semen.
Hasil dari pertemuan antara Pemkab Tabalong dengan PT Conch Semen Indonesia yang langsung dipimpin oleh Bupati Tabalong H Anang Syakhfiani didampingi Kapolres Tabalong AKBP Zuhdi Batubara, Dandim 1008 Tanjung Letkol Inf Anang Krisna, Ketua DPRD Kabupaten Tabalong Darwin Awi berlangsung tertutup.
 Dalam rapat tersebut hadir General Manager PT Conch Semen Indonesia Wu Shi Long dan sejumlah staf Conch menghadapi Bupati Tabalong H Anang Syakhfiani yang saat itu memimpin rapat sebagai tindak lanjut untuk mencari solusi atas semua dampak aktivitas PT Conch selama ini.
Ada empat poin kesepakatan antara Pemkab Tabalong dengan PT Conch. Pertama, sejak beroperasinya PT Conch masalah yang muncul adalah rusaknya jalan negara akibat trailer pengangkut muatan semen, “PT Conch akan memberitahu semua distributor agar membatasi angkutannya hanya menggunakan angkutan kecil saja yang berkafasitas 13 ton, dan Conch sudah sepakat akan menggunakan angkutan kecil sejak tanggal 16 Juni ini,” ujar Bupati Anang Syakhfiani.
Permasalah kelebihan angkutan tersebut menurut pihak Conch angkutan dilakukan oleh distributor agen semen, sementara Conch hanya produksi semen saja.
Kedua, dibendungnya aliran Sungai Jaing di Desa Kaong, Kecamatan Upau.
Terkait dengan permsalahan bendungan dan pemanfaatan air permukaan di aliran Sungai Jaing, dipaparkan Anang, itu dilakukan untuk operasional Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) perusahaan. Setidaknya untuk keperluan itu mereka membutuhkan air 6000 kubik setiap hari.  Dan Bupati Anang sendiri sudah mengusulkan agar PT Conch mencari titik-titik sumber air baru pengganti penggunaan air sungai Jaing.
Ketiga, masalah tenaga kerja asing ilegal. Sedangkan terkait masalah tenaga kerja asing, PT Conch menjanjikan akan mengurangi dan memperbanyak warga lokal. Bahkan, PT Conch siap melatih warga setempat agar memiliki kemampuan sesuai kebutuhannya. Apa lagi Tabalong memiliki Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dan Balai Latihan Kerja (BLK).
“PT Conch sudah sepakat akan memberikan ruang bagi tenaga kerja lokal dengan perbandingan 1:1, artinya 1 orang tenaga lokal dan 1 orang tenaga dari cina,” jelas Bupati sembari menambahkan tidak hanya itu, Pemkab Tabalong juga meminta PT Conch untuk mengalihkan proses Izin Mempekerjakan Tenaga Asing (IMTA) yang sebelumnya di Jakarta ke Kabupaten Tabalong.
Keempat, untuk bahan material berupa batubara dan material lainnya, PT Conch akan memprioritaskan suplier yang berada di kabupaten Tabalong khususnya di Kalimantan Selatan.
Sementara sudah menjadi rahasia umum kalau PT Conch selama ini membeli batubara dari Kalimantan Timur, sementara banyak perusahaan di Tabalong pemilik IUP Batubara yang tidak dapat masuk dikarenakan sistim monopoly oleh beberapa suplier.

BUKAN KESEPAKATAN TAPI KOMITMEN CONCH

Dari empat keputusan hasil rapat tersebut, bupati menegaskan itu bukan kesepakatan, tapi komitmen dari PT Conch pada pemerintah daerah. “Nanti mereka akan melampirkan secara tertulis ke pemerintah untuk empat hal tentang kesiapan mereka itu,” terangnya.
 Ditanya bagaimana dengan banyaknya keinginan untuk memberikan sanksi penutupan operasional perusahaan PT Conch, Anang meminta semua pihak untuk menunggu komitmen yang akan dilakukan PT Conch. “Yang jelas kami hanya mencari solusi yang terbaik, bukan kesepakatan. Tidak ada kesepakatan. Makanya kami hanya menyampaikan permasalahan, mereka yang siap melakukan perbaikan,” katanya.
Sementara General Manager PT Conch Wu Shi Long menjelaskan, keberadaaan perusahaan yang dipimpinnya merupakan kerjasama antara pemerintah China dan Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Perindustrian RI. “PT Conch adalah BUMN (Badan Usaha Milik Negara) China,” katanya.
Dijelaskannya, tujuan investasi perusahaan asal Negeri Panda itu adalah untuk meningkatkan perekonomian daerah dan masyarakat. Saat ini PT Conch telah mempekerjakan 700 orang lokal. “Jadi sudah banyak di berbagai departemen Conch orang Indonesia,” ujarnya.
“Sesuai dengan arahan bupati kami akan menambah tenaga kerja lokal dan ini secepatnya akan kami lakukan,” ujar Mr Wu melalui peterjemahnya Toni. (Metro7/tim)