BANGKA BELITUNG, Metro7.co.id — Aksi-aksi premanisme yang kerap membuat ulah serta meresahkan masyarakat kembali terjadi.

Kali ini kejadian tragis atas dasar main hakim sendiri atau premanisme itu menimpa seorang pria paruh baya berusia 47 tahun bernama Kailani.

Malang sekali nasib yang dialami Kailani. Pria yang diketahui seorang Pegawai Negeri Sipil (PNS) Pemkab Bangka itu kini harus terbaring lemah di kediaman mertuanya yang beralamat di Gang Raya II, Kecamatan Sungailiat, Kabupaten Bangka.

Kailani menjadi korban pengeroyokan disertai pembacokan oleh 8 orang pelaku yang terjadi di kediamannya sendiri di Desa Air Duren, Kecamatan Pemali, Kabupaten Bangka, Minggu (23/1) lalu.

Akibat penganiayaan itu, Kailani menderita banyak luka bacok di sekujur tubuhnya, mulai dari kaki, badan, hingga kepala.

Meski telah dirawat intensif selama 4 hari di rumah sakit, namun kondisi pria paruh baya tersebut belum lah pulih sepenuhnya.

Kaki dan kepalanya kini masih terlilit perban, dan sesekali Kailani harus menahan rasa sakit di kepalanya.

Dikisahkan oleh Kailani, awal mula terjadinya malapetaka itu ketika dirinya sedang berada di rumah.

Ia secara tiba-tiba didatangi 8 orang pelaku dengan membawa senjata berupa pisau, parang, dan beberapa bilah kayu.

Kailani yang sedang duduk di dalam rumahnya, dikagetkan oleh para pelaku yang langsung merangsek masuk, dan lalu menyerangnya menggunakan pisau, parang, maupun kayu secara membabi buta.

”Kejadian hari Minggu kemarin sekitar selesai shalat Maghrib. Saya lagi duduk di rumah, dan waktu itu rumah juga ditutup, pagar ditutup, lalu datang 8 orang langsung mukul saya. Mereka datang serempak, buka pagar, dan langsung nyerang berbarengan [dengan] kayu, parang, dan pisau,” ungkap Kailani sambil menahan rasa sakit di kepalanya, Jumat (28/1).

Setelah para tersangka puas menganiaya dan membacok Kailani, dengan tubuh berlumuran darah, ia yang awalnya merasa tak kuat lagi menahan sakit dan sempat berpikir hidupnya akan berakhir di tempat malam itu, langsung dilarikan ke Rumah Sakit Medika Stannia, Sungailiat, guna mendapatkan perawatan medis.

”Saya sebenarnya nggak kuat lagi, pak. Tapi karena mikirin anak istri,” lanjutnya mengingat kejadian naas malam itu.

Berdasarkan penelusuran informasi, diketahui kedelepan pelaku merupakan warga pendatang yang berdomisili di Desa Air Duren.

Adapun penyebab terjadinya penganiayaan, menurut Kailani dikarenakan salah satu pelaku yang pernah cekcok mulut dengan adiknya.

Namun kejadian itu ia katakan sudah terjadi satu tahun yang lalu, serta sudah diselesaikan secara damai melalui mediasi kepolisian.

”Kenal semua 8 orang itu, karena dulu pernah ribut sama adik kami. Salah satu dari mereka itu anaknya ngambil ikan. Mereka pendatang semua. Rumah mereka pun jaraknya sekitar 200 meter dari rumah kami, pak,” imbuh Kailani.

Sedangkan isteri korban, Sisca, mengatakan kalau dirinya menyaksikan sendiri tragedi yang menimpa suaminya itu dengan sangat kejam.

“Waktu kejadian kami berdiri di tengah pintu, pak. saya benar-benar menyaksikannya dengan mata kepala saya sendiri,” ungkap Sisca sembari terisak tangis.

Ia pun berharap pihak kepolisian dapat segera menyelesaikan kasus ini secara tuntas, dan mengganjar para pelaku dengan hukuman yang setimpal.

Sementara kasus penganiayaan ini pun saat ini telah ditangani oleh Polres Bangka, dan sedang dalam tahap penyidikan.

”Masih proses penyidikan. Satu per satu sudah ditangkap,” tutur Kapolres Bangka, AKBP Indra Kurniawan, Kamis (27/1).