Ditemukan Sejumlah Barang Bukti, Kasus Pembunuhan di Banjar Serasan
PONTIANAK, metro7.co.id – Guna mencari titik terang kasus tindak pidana penganiayaan berat yang merenggut nyawa Sumiati (40) serta anaknya Garbi (19) di Kelurahan Banjar Serasan, Pontianak Timur, Kalimantan Barat. Anggota Inafis Polresta Pontianak Kota menggelar Olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) Lanjutan, Jumat (25/09/2020), Sekitar Pukul 09.00 WIB.
Dalam Olah TKP Lanjutan tersebut telah ditemukan sejumlah barang bukti, sebagai petunjuk untuk mengungkap jejak pelaku yang mungkin tertinggal. Dari sinilah mulai dilacak, siapa pelaku yang berada di TKP saat pembunuhan itu terjadi.
Kasi Inafis Polresta Pontianak Kota Ipda Laosam, didampingi oleh Ketua RT setempat serta Babinkamtibmas Kelurahan Banjar Serasan Bripka Sunarwan turun ke TKP.
Ipda Laosam menjelaskan bahwa, hari ini masih ada sebagian lagi barang bukti yang diperlukan seperti asbak rokok, sprei, serta sarung bantal yang ada bercak darahnya.
“Kami juga menemukan beberapa helai rambut diduga milik anak korban Garbi yang masih tertinggal dibawah Spring Bad. Semuanya sudah kita amankan namun jika masih terdapat barang bukti lain yang kita perlukan, tentu nantinya Tim Inafis akan melakukan cek ulang ke TKP,” ungkapnya.
Kapolsek Pontianak Timur AKP Prayitno melalui Kasi Humas Iptu Iskak Pujiyanto menjelaskan bahwa, dalam olah TKP perlu kejelian dan kecermatan mengidentifikasi, agar tindak pidana pembunuhan ini menjadi terang dan jelas.
“Saya berharap kepada masyarakat agar tidak menyentuh properti yang ada di TKP sebelum police line kita buka,” harapnya.
Dirinya juga meminta kerja sama masyarakat, sekiranya memiliki informasi yang berkaitan dengan kasus pembunuhan tersebut agar segera memberikan informasi ke polisi.
Diketahui sebelumnya, kedua korban ditemukan keluarga besarnya sudah tidak bernyawa di rumah kediamannya, Jalan Tanjung Harapan, Kelurahan Banjar Serasan, Kecamatan Pontianak Timur, Pontianak, pada Rabu (24/9/2020) malam. Kedua Korban dalam kondisi bersimbah darah, dengan beberapa luka disekujur tubuhnya.
Penemuan mayat kedua korban berawal dari kecurigaan keluarga karena ponsel korban tidak dapat dihubungi selama tiga hari. Sehingga keluarga korban, mengambil inisiatif mendatangi rumah korban.
Keluarga besar korban melihat lampu rumah korban dalam keadaan mati. Setelah diintip dari jendela, terlihat sosok tubuh terbaring dalam posisi miring diruang tamu. Setelah pintu di dobrak, kedua korban ditemukan keluarga dalam keadaan sudah tidak bernyawa. *