BENGKAYANG, metro7.co.id – Demi untuk bertemu dan menyalurkan Bansos kepada nelayan Pulau Kabung Pengurus PW Serikat Nelayan NU mengarungi gelombang besar.

Serikat Nelayan Nahdlatul Ulama (SNNU) adalah salah satu badan otomon NU yang lahir untuk menjalan kan amanat Alm. Gusdur ( KH. Abdurahman Wahid ) Presiden Republik Indonesia ke empat yang mendirikan Kementrian Kelautan dan Perikanan di Negara Indonesia ini.

Ghiroh perjuangan bersama Nelayan di seluruh Republik Indonesia inilah menjadi semangat juang bagi Pengurus Wilayah Serikat Nelayan NU Kalimantan Barat untuk hadir ditengah – tengah nelayan yang ada di seluruh wilayah Kalbar.

Berawal dari musibah yang diderita nelayan di Pulau Kabung, badai dan gelombang besar menghancurkan 100 lebih bagan tempat nelayan yang menggantungkan sumber penghidupan utama mencari ikan teri di perairan sekitar Pulau Kabung pada akhir Oktober 2020, PW SNNU bergerak langsung dari mulai pendataan warga terdampak hingga menyalurkan langsun bansos untuk mereka.

BMKG Provinsi Kalimantan Barat telah meramalkan akan terjadi gelombang besar tanggal 5-6 Desember 2020 akan melanda kawasan perairan di sekitar pesisir Kabupaten Bengkayang. Hal ini tidak membuat PW SNNU Kalimantan Barat mundur kebelakang, karena jadwal sudah ditentukan sebelumnya untuk menyalurkan langsung Bansos ke Pulau Kabung.

PW SNNU Kalimantan Barat melalui Ketuanya KH. Hasbullah, SH, bersama Wakil Ketua Achmad Rohani, Sekretaris Bapak H. Machrus Effendi, Ketua Bidang Pemberdayaan Perekonomian H.Arsyad serta Ketua Bidang Advokasi dan Bantuan Hukum H.Edy Gunawan SH.MH, yang juga Kabid Hukum di Kanwil Kemenhumkam Kalimantan Barat, menyampaikan komitmennya bahwa sesuai khidmat SNNU yang dibentuk dengan Surat Keputusan PBNU No. 523/A.II.04.d/06/2020 tanggal 19 Juni 2020, yaitu akan terus memberikan bantuan pendampingan, eduksi – pengayoman dan perhatian kepada seluruh nelayan di Pulau Kabung Kabupaten Bengkayang dan juga masyarakat Nelayan lainnya.

Serta dengan sinergitas Pelaku Usaha Kelautan, Kemaritiman dan masyarakat pesisir di seluruh wilayah Provinsi Kalimantan Barat mengajak untuk tetap berusaha, bangkit dan berdiri dengan segala kemampuan yang dimiliki, juga permasalahan yang ada dapat dicarikan opsi solusi dengan seoptimal mungkin memanfaatkan potensi sumber daya alam dan sumber daya manusia untuk dapat digali serta dikembangkan sebagai sarana dalam mewujudkan kesejahteraan nelayan dan masyarakat pesisir, serta untuk kemaslahatan ummat, bangsa dan negara Indonesia.

Dalam pertemuan yang dilaksanakan bersama perwakilan warga dari seluruh wilayah pulau kabung, terlihatlah secara jelas bagaimana kondisi sebenarnya, meskipun setiap tahun bagan harus tumbang nelayan tetap akan berusaha sekuat tenaga untuk membangunnya kembali sendiri, meskipun akhirnya mereka harus masukĀ  dalam jebakan ijon dan tengkulak, hal ini lah menyebabkan nelayan setempat akhirnya tidak bisa keluar dari permasalan kesulitan ekonomi.

Ditahun 2020 ini penghasilan nelayan sangat jauh berkurang, jangankan untuk membuat bagan baru, untuk mengembalikan modal membangun bagan yang tumbang saja belum kembali, cengkih yang menjadi alternatif penghasilan di waktu cuaca buruk juga tidak berbunga.
Dalam dunia pendidikan juga tidak kalah mengkhawatirkan, sekolah yang ada di pulau kabung sendiri hanya ada satu sekolah yaitu SD, yang lainnya tidak ada.

Kondisi yang memprihatinkan ini tidak berbanding lurus dengan potensi sumber daya alam yang ada, perairan yang luas dengan karang-karang yang baik tempat bermainnya ikan, cumi, lobster dan lainnya.

PW SNNU Kalimantan Barat dalam pertemuan ini bertekad untuk selalu mendampingi warga nelayan yang ada di pulau kabung, dengan kemampuan yang ada, PW SNNU akan berusaha mencarikan solusi yang diperlukan warga, bahkan siap untuk melakukan advokasi hukum apabila diperlukan.

Di keesokan paginya tanggal 6 Desember 2020, bantuan sosial berupa sembako diserahkan langsung oleh Ketua PW Serikat Nelayan NUĀ Prov. Kalbar KH.Hasbullah melalui perwakilan warga dari setiap RT yang ada untuk disampaikan kepada 600 warga Pulau Kabung terdampak langsung maupun tidak bencana badai dan gelombang besar yang merobohkan bagan. *