KETAPANG, metro7.co.id – Lagu Dayak asal Kabupaten Ketapang berjudul “Babilakng Ka Motih Onu” berhasil meraih juara pertama dalam lomba lagu daerah tingkat Provinsi Kalimantan Barat yang digelar Unit Pelaksana Teknis (UPT) Taman Budaya, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Kalbar, Minggu (25/4/2021).

Lagu berbahasa Dayak Kualan ini merupalan ciptaan Thomas Tion Sution dan dinyayikan Alexander Wilyo. Lagu ini berhasil memperoleh total nilai 2.389.

Saat dikonfirmasi, Penyanyi lagu tersebut, Alexander Wilyo mengaku tidak menyangka lagu yang dinyayikannya bisa meraih juara 1 dalam lomba tingkat Provinsi Kalbar.

Menurut dia, lagu yang baru tercipta beberapa pekan lalu memang sengaja diikut sertakan pihaknya dalam lomba tanpa memikirkan menang atau kalah.

“Ternyata dipilih menjadi juara 1, kita sangat bersyukur karena biasanya daerah yang punya lagu dayak bagus itu dari Sintang, Landak dan lainnya,” kata Alexander Wilyo, Kamis (29/4).

Alex menerangkan, kalau lagu ini dibuat sebagai wujud kecintaan terhadap tradisi seni dan budaya, khususnya yang ada di Ketapang.

“Tujuannya agar semua pihak khususnya anak-anak muda tahu budaya daerah atau ritual adat melalui lagu. Ada nilai-nilai khusus yang mau disampaikan melalui lagu, di antaranya mengangkat adat budaya asli Ketapang,” lanjutnya.

Dia menilai, lagu tersebut memiliki ciri khas tersendiri dan juga unik. Kebanyakan lagu pop kreasi hanya bernuansa dayak, sedangkan lagu ini seperti ada ritual adat dan tidak bisa dibuat berjodeg layaknya lagu lain.

“Lagu ini berisi bahasa-bahasa adat untuk berdoa kepada tuhan atau kami bilang duwata. Tidak semua paham isinya terutama anak muda yang tidak mempelajari adat. Namun kalau sering mengikuti acara adat pasti paham dan senang mendengar lagunya,” tuturnya.

Ia berharap, melalui lagu ini semoga ke depan makin banyak orang yang turut melestarikan adat budaya dengan caranya masing-masing, termasuk dalam sebuah lagu, sama hal yang dilakukan dirinya beserta pihak yang terlibat dalam pembuatan lagu.

Meskipun, diakui dia, dirinya hanya memiliki suara yang pas-pasan. Tetapi karena semangat untuk melestarikan adat istiadat dan budaya dirinya memiliki motovasi dalam hal ini.

“Saya hanya punya semangat untuk melestarikan adat istiadat dan budaya saja,” akunya.

Untuk itu, Alex berharap semoga dengan mendengarkan lagu itu anak-anak muda dan generasi seterusnya bisa mengetahui khususnya adat istiadat dan budaya Dayak.

Kemudian, para generasi penerus tidak malu mengaktualisasikan adat budaya lokal yang ada. Sebab adat istiadat sebenarnya merupakan kekayaan dan kelebihan yang dimiliki Indonesia.

“Mari mengaktualisasikannya dalam kehidupan. Baik dalam seni budaya seperti lagu ini, tarian, gambar, tulisan atau lain sebagainya sesuai minat dan bakat masing-masing,” pungkasnya.[]