KETAPANG, metro7.co.id – Serikat Nelayan Nahdatul Ulama (SNNU) Kabupaten Ketapang menolak wacana pemerintah pusat yang akan melakukan impor garam sebanyak 3 juta ton. SNNU menilai, pemenuhan kebutuhan garam di Indonesia bisa dilakukan dengan memaksimalkan potensi sumber daya yang dimiliki.

Ketua SNNU Ketapang, Fathol Bari mengatakan, potensi pengembangan garam di Indonesia cukup luas lantaran garis pantai yang dimiliki sangat panjang. Karenanya, ia sangat menyayangkan adanya rencana impor garam tersebut.

“Saya menyayangkan dengan potensi yang dimiliki, garam harus impor. Harusnya, dengan potensi laut yang ada bisa mencukupi kebutuhan dalam negeri,” kata Fathol Bari, Selasa (23/3).

Menurut anggota DPRD Ketapang ini, optimalisasi dalam produksi bisa dilakukan dengan memberikan pendampingan secara berkelanjutan kepada para petani garam, sekaligus mendukung dengan eralatan yang memadai.

“SNNU akan berusaha menjadi solusi bagi permasalahan ini, dari itu perlu adanya kerja sama antara SNNU dan pemerintah. SNNU Ketapang sendiri, siap melakukan pembinaan bagi kelompok-kelompok petani garam yang ada di Ketapang,” ungkapnya.

Sementara Ketua SNNU Kalimantan Barat, Hasbullah menyebutkan, kehadiran SNNU di Kalbar hingga kini cukup aktif, progresif, kreatif dan terus berinovasi. Sehingga pihaknya siap membangun kerja sama dengan pemerintah pusat mengatasi ketersedian garam.

“Dengan Bismillah, jika dibutuhkan SNNU Kalbar siap menjadi mitra pemerintah dan masyarakat untuk menangani pengelolaan garam dan memberdayakan para petani garam khsusnya di Kalbar,” sebutnya.