SANGGAU, metro7.co.id – Pemerintah Kabupaten Sanggau melalui Dinas Perkebunan dan Peternakan (Dusbunak) melaksanakan kick off project henkel ‘Sustainable and climate smart oil palm smallholder (Niscops), di lantai satu kantor Bupati Sanggau, Selasa (25/10).

Bertujuan demi mendorong terwujudnya perkebunan sawit berkelanjutan di Kabupaten Sanggau, dengan menggandeng berbagai pihak diantaranya Solidaridad dan Henkel diharapkan dapat meberikan edokasi dan pelatihan baik kepada petani sawit dan juga pengusaha sawit.

Kick off project henkel dihadiri oleh Asisten Perekonomian dan Pembangunan Sekretariat Daerah Kabupaten Sanggau, Paulus Usri, Kepala Bunnak Provinsi Kalbar, Muhammad Munsif, Pimpinan OPD terkait, Tim Solidaridad dan Henkel, pimpinan PT BHD dan perwakilan petani PT BHD serta para Camat dan Kades terdampak program henkel dan solidaridad.

Kepala Dinas Bunak Sanggau H Syafriansyah mengatakan, tanaman kelapa sawit menjadi tanaman komoditas nasional, begitu juga di Sanggau, yang luasan lahan sawitmya tercatat kurang lebih 310 ribu hektar, 90 ribu hektar diantaranya tanaman kelapa sawit swadaya.

Menurutnya, dalam membangun perkebunan kelapa sawit berkelanjutan di Sanggau tidak bisa dilakukan oleh Pemerintah semata,

“Harus kerjasama berbagai pihak, baik pihak yang terlibat langsung maupun tidak langsung, karena kita sadari perkebunan kelapa sawit mulai dari budidaya sampai pemasaran merupakan satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan,” jelasnya.

Ia menjelaskan, khusus untuk tanaman kelapa sawit swadaya menjadi tugas bersama, supaya budidaya sampai dengan produksi dan pemasaranya memenuhi kaidah-kaidah perkebunan kelapa sawit berkelanjutan.

“Oleh karena itu kami sangat senang pak Bupati dan pak Kadis Bunak Provinsi begitu suport dan mendukung program ini, bahkan ada solidaridad dan henkel yang juga sangat membantu kita dalam memastikan rantai pasok ssuai kaidah-kaidah perkebunan sawit berkelanjutan sehingga produk sawit yang dihasilkan tidak hanya diterima pasar dalam negeri tetapi juga pasar internasional,” terangnya.

Sementara itu, Bupati Sanggau Paolus Hadi dalam sambutannya yang dibacakan Asisten Perekonomian dan Pembangunan Sekretariat Daerah Kabupaten Sanggau, Paulus Usrin menyampaikan, untuk mewujidkan visi misi Kabupaten Sanggau 2019-2024 maju dan terdepan.

“Salah satu misi yang ingin dicapai adalah misi ketiga yaitu meningkatkan taraf hidup hidup masyarakat berbasis ekonomi kerakyatan dan nilai-nilai kearifan lokal dimana sub sektor perkebunan menjadi pilar utamanya dengan luas tanaman perkebunan 423.871 hektar,” bebernya.

Sistem perkebunan di Sanggau, lanjut Paulus Usrin, dapat dikelompokan ke dalam dua kelompok besar, yaitu pengeloaan perkebunan oleh koperasi terutama perusahaan kelapa sawit yang disanggau tercatat ada 43 perusahaan. Kemudian pengelolaan perkebunan oleh masyarakat untuk kelapa sawit, karet, lada, kakao dan kopi.

“Tantangan tersebesar dalam pembangunan kelapa sawit di sanggau adalah masalah produktifitas yang masih rendah, terutama produktifitas yang dilakukan korporasi atau perusahaan. Persoalan berikutnya adalah soal data calon peserta (Capes). Masih banyak petani kita khususnya petani plasma belum merasakan hasilnya secara maksimal. Belum lagi (petani) yang sudah menyerahkan sekian belas tahun tapi belum juga mendapat kebun, ini yang menjadi persoalan. Belum lagi masalah tanah masyarakat yang masuk HGU perusahaan,” terangnya.

Isu global soal kelestarian lingkungan, terangnya, juga berpengaruh terhadap perkebunan sawit berkelanjutan dimana pemerintah harus memastikan pembangunan kelapa sawit berkelanjutam tidak berdampak pada kerusakan lingkungan.

“Langkah Pemkab Sanggau menjawab isu-isu global itu salah satunya melakukan moratorium perizinan terbaru yang sudah berjalan sejak tahun 2016. Kemudian, mengevaliasi perusahaan perkebunan berupa revisi legalitas IUP yang tidak diusahakan, dari data delapan perusahaan dan memastikan perbaikan tata kelola kelapa sawit dengan branding perkebunan bermartabat melalui tiga pilar, yaitu pertama penyediaam data ,perkebunan berbasis aplikasi sistem informasi penataan perkebunan. Kedua, peremajaan tanaman perkebunan dan ketiga perbaikan tata kelola perkebunan meliputi perizinan, tata niaga good agricultural practices and certification standards, dan menyusun peraturan Bupati tentang rencana aksi daerah kelapa sawit berkelanjutan, ini juga sudah kita lalkukan,” ungkapnya.

Dia menambahkan, Kabupaten Sanggau telah menetapkan sektor perkebunan dengan komoditas kelapa sawit sebagai upaya salahsatu komoditi unggulan dengan sub sektor kelapa sawit yang memiliki kontribusi terbesar penyumbang PDRB Kabupaten Sanggau, penyerapan tenaga kerja serta berperan membuka akses yang sebelumnya terisolasi.

“Sebagai bagian dari penggerak sektor perkebunan kelapa sawit, pekebun sawit swadaya mengambil peran penting di dalam sistem rantai pasok di Kabupaten Sanggau sejumlah 46.583 KK pekebun denga luas lahan 94.643 hektar dan total produksi 548.335 ton perhektar pertahun dab menjadi pemasok TBS ke-24 pabrik kelapa sawit yang ada di Kabupaten Sanggau dengan total kapasitas terpasang 1.240 ton per TBS perjam dan kapasitas terpakai 1.104 ton per TBS perjam,” bebernya.

“Keberadaan industri kelapa sawit, khususnya di 24 pabrik kelapa sawit yang ada di Sanggau telah banyak memberikan kontribusi strategis bagi perekonomian Kabupaten Sanggau dan saat ini terus didorong perannya untuk mendongkrak kegiatan perekonomian ditingkat lokai yaitu sebagai mitra pekebun sawit swadaya. Hubungan kemitraan yang diusulkan antara henkel dan solidaridad bertujuan untuk meningkatkan adopsi produksi dan sumber minyak sawit berkelanjutan yang bebas deporestasi,” pungkasnya.