KETAPANG, Metro7.co.id – Gelombang besar dan angin kencang yang menerjang pesisir pantai Ketapang beberapa waktu lalu membuat sejumlah fasilitas wisata rusak. Tidak hanya Gazebo milik warga, dermaga bangunan Pemerintah juga rusak.

Menyikapi itu, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Ketapang, Yulianus mengatakan, sejauh ini pihaknya sudah melakukan pendataan terhadap fasilitas wisata yang rusak tersebut.

“Saya sudah memerintahkan Bidang Pariwisata melakukan pendataan fasilitas yang rusak akibat gelombang tinggi dan angin kencang. Hasilnya, beberapa bangunan di Pantai Pecal dan Tanjung Bawang rusak,” katanya, Senin (18/1).

Dia menjelaskan, saat ini pihaknya baru melakukan pendataan. Perbaikan tehadap bangunan yang rusak sendiri, diakui dia tidak bisa dilakukan secara langsung.

“Untuk langsung memperbaiki tidak bisa, karena tidak ada anggaran tanggap darurat. Kami sudah melakukan koordinasi dan rapat dengan DPRD, dan disampaikan bahwa di APBD Perubahan 2021 dianggarkan perbaikannya,” jelas dia.

Menurutnya, ketika melakukan rapat kerja dengan DPRD Ketapang, anggota DPRD mendukung rencana perbaikan tersebut dan akan dianggarkan di APBD Perubahan 2021.

“Ini merupakan respon dari kami terhadap bencana itu. Namun perbaikan secara langsung tidak bisa, harus menunggu APBD Perubahan 2021,” timbalnya.

Selain DPRD, pihaknya juga sudah menyampaikan hal tersebut kepada Bappeda Ketapang supaya dimasukkan dalam Renja perubahan. Adapum bangunan yang akan diperbaiki di antaranya gazebo yang rusak, pembangunan dan perbaikan dermaga yang rusak di Pantai Pecal serta Tanjung Bawang.

“Sementara bangunan dan warung milik warga yang rusak tidak bisa diperbaiki dan dibantu oleh pemerintah. Sebab tidak memiliki dana tanggap darurat,” ungkapnya.

Ia menambahkan, pihaknya juga mengajukan pembangunan batu pemecah ombak di Pantai Pecal, Desa Sungai Kinjil. Meskipun, sebelumnya tahun 2019 sudah dibangun melalui DAK yang Pembangunannya satu pekerjaan dengan dermaga.

“Kita terus mengajukan untuk membangun pemecah ombak. Kalaupun dinas pariwisata tidak bisa membangun, mungkin dinas lain bisa melanjutkan pembangunan barau pemecah ombak itu,” tambahnya.