Pengrajin Tempe Kota Singkawang Terancam Gulung Tikar
SINGKAWANG, metro7.co.id – Kenaikan harga kacang kedelai bahan baku utama pembuatan Tempe di seluruh Indonesia memperburuk kondisi pengrajin tempe dimasa pandemi Covid 19 saat ini.
Perhari ini di Kota Singkawang harga kacang kedelai standar melambung tinggi hampir tembus Rp 10.000 per kilogram, sebelum kenaikan harga hanya berkisar di Rp 7.500, tidak sampai 1 bulan harga meroket naik,Senin 4 Januari 2021.
Menurut Dian salah satu pengrajin tempe di Kota Singkawang kenaikan harga kacang kedelai ini sungguh membuat khawatir, karena dengan harga jual tempe saat ini tidak dapat menutupi modal produksi.
“Saya memproduksi 300 kg kacang kedelai setiap hari dimasa pandemi ini sudah menurun jauh dari kondisi normal, kenaikan Rp.2.500 perkilo jika dikalikan 300 kg menambah beban produksi, dimana gaji karyawan sebanyak 10 orang tidak mungkin untuk dikurangi, bisa-bisa gulung tikar usaha saya,” ujar Dian yang merupakan generasi ke tiga pengrajin tempe di kota singkawang ini.
Dian berharap agar pemerintah Kota Singkawang tidak menutup mata dan telinga akan kejadian ini, karena tempe saat ini sudah hampir menjadi makanan pokok pendamping nasi, setiap hari selalu diperlukan orang banyak.harapannya
“Dan semoga Permerintah Kota Singkawang ada solusinya untuk kenaikan harga kacang kedelai,” harapnya.
Dian menambahkan, jika kenaikan harga kacang kedelai belum turun terpaksa ia akan stopkan karyawan 10 orang itu. *