SANGGAU, metro7.co.id – Pemerintah Kabupaten Sanggau melalui Dinas Cipta Karya Tata Ruang dan Pertanahan Kabupaten Sanggau meluncurkan dua aplikasi Djamin dan Sidarasalimba.

Launching aplikasi Djamin dan Sidarasalimba ditandai pemukulan gong sebayak 5 kali oleh Sekertaris Daerah (Sekda) Sanggau, Kukuh Triyatmaka, di Hotel Harvey Sanggau, Senin (19/9).

Kukuh Triyatmaka menjelaskan, kedua aplikasi itu natinya dapat mendukung strategi perencanaan infrastruktur air bersih dan sanitasi berbasis elektronik pada Dinas Perumahan Cipta Karya Tata Ruang dan Pertanahan (DPCKTRP) Kabupaten Sanggau.

“Demi mewujudkan perencanaan yang lebih baik. Karena melalui data, kita dapat melihat kebutuhan pembangunan air bersih maupun limbah,” jelasnya.

Saat ini, menurut Kukuh, penyajian data terkadang mengalami kesulitan, oleh Karena itu melalui sistem aplikasi yang dibangun diharapkan dapat diintegrasikan dengan beberapa sistem pembangunan lainnya.

“Untuk dapat memperoleh dana alokasi khusus (DAK) air bersih, limbah biasanya diperlukan data, analisa perencanaan yang baik dan benar,” bebernya.

Dalam kesempatanya, Didit Richardi, Kepala Dinas Perumahan, Cipta Karya Tata Ruang dan Pertanahan Kabupaten Sanggau menjelaskan, aplikasi Sidarasalimba merupakan aplikasi web berbasis spasial pemetaan.

Berisi informasi terbaru terkait sebaran sanitasi Limbah Dikabupaten Sanggau. Serta menyajikan data-data sanitasi dan air limbah.

“Ya, terkait kondisi eksisting yang akan dibangun, dan rekomendasi usulan pembangunan. Semoga dengan adanya Sidarasalimba dapat membantu Pemerintah Kabupaten Sanggau dalam merencanakan
pembangunan kedepannya yang dilakukan oleh Dinas Perumahan, Cipta Karya, Tata Ruang Dan Pertanahan Kabupaten Sanggau,” jelas Didit.

“Perencanaan harus berdasarkan data namun data selama ini susah didapatkan, makanya kita coba dari bawah, bottom up, mencoba menyuplai data, kita dari kabupaten bisa melihat gambaran kondisi serta sarana prasarana yang ada di Sanggau,” ungkapnya.

“Khususnya air bersih sanitasi untuk kita jadikan dasar perencanaan waktu pembahasan anggaran, jadi ini jadi sesuai kebutuhan bukan keinginan,” tambahnya..

Didit berharap, nantinya aplikasi itu bisa ditawarkan ke pihak-pihak lain untuk alternatif pembiayaan.

“Aplikasi ini harus berkolaborasi dengan stakeholder lain, seperti perusahaan perusahaan yang ada di daerah,” pungkasnya.