SANGGAU, metro7.co.id – Bupati Sanggau, Paolus Hadi, Senin (29/5) pagi, melaunching Aplikasi Posyandu Tangan Sipoya Tone dalam rangka penurunan stunting di Kabupaten Sanggau.

Acara yang dipusatkan di Hotel Harvey tersebut turut disertai dengan penandatanganan komitmen bersama bagi penanganan kasus stunting di Bumi Daranante.

Bupati Paolus Hadi menyampaikan, dirinya kerapkali meminta adanya inovasi-inovasi sebagai upaya meningkatkan kemajuan pembangunan daerah. Beberapa bidang telah dilakukan, termasuk di bidang kesehatan melalui Sipoya Tone untuk penanganan stunting.

“Inovasi sudah sering saya minta untuk membangun daerah. Hari ini saya kembali melihat kemajuan dan ini harus ditingkatkan secara berkelanjutan agar pemerintahan ini semakin baik kedepannya sebagaimana tuntutan zaman,” katanya.

“Terkait stunting ini, memang sudah lama kita berdebat soal data, semoga dengan inovasi aplikasi Sipoya Tone ini data kita akan lebih akurat sehingga berdasarkan data tersebut kebijakan dapat diambil dengan cepat, tepat dan cermat. Saya juga ingatkan, sekelas kepala dinas sudah tidak boleh lagi gagal teknologi, karena sekarang sudah zamannya,” sambung dia.

Di momen tersebut, bupati juga mengharapkan adanya inovasi jemput bola. Apalagi berkenaan dengan stunting, yang kaitan langsungnya dengan ibu dan balita. Hal ini harus juga diperhatikan sehingga data dapat benar-benar terintegrasi dengan baik. Karena masih terdengar informasi bahwa ada juga ibu dan balitanya tidak ke Posyandu.

“Untuk tiga desa di fase awal aplikasi ini, saya kira datanya sudah baik dan saya harapkan ketika terkoneksi di semua desa maka akan semakin terintegrasi dengan baik pula. Saya harapkan nantinya harus juga dibuat inovasi jemput bola,” tegasnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sanggau, Ginting menyampaikan bahwa tujuan proyek perubahan tersebut dalam rangka penurunan angka stunting dan meningkatnya efektivitas tata kelola posyandu. Mengenai tahapannya terdapat tiga penentuan tujuan ditinjau dari jangka waktu yang meliputi jangka pendek, menengah dan panjang.

Ginting menjelaskan, untuk jangka pendek yakni dengan melaksanakan konsultasi dan koordinasi dengan mentor. Kemudian, membuat surat keputusan sekretaris daerah tentang tim efektif.

“Setelah itu, melaksanakan penyusunan desain awal posyandu tangan Sipoya Tone, melaksanakan pembuatan aplikasi, menandatangani naskah komitmen bersama, implementasi aplikasi dan evaluasi jangka pendek implementasi posyandu tangan Sipoya Tone,” jelasnya.

Untuk jangka menengah, yakni dengan peningkatan KIE pelayanan posyandu online dan melakukan implementasi aplikasi posyandu tangan Sipoya Tone berkelanjutan. “Sedangkan untuk jangka panjangnya yakni melakukan pengembangan aplikasi serta integrasi aplikasi posyandu tangan tersebut,” tambahnya.

Dikatakannya, manfaat pilot project tersebut bagi project leader yakni sebagai dasar dalam penyusunan perencanaan anggaran dan kegiatan. Kemudian, sebagai dasar monitoring dan evaluasi pelayanan posyandu.

Bagi dinas sendiri, lanjut dia, diharapkan dapat mendapatkan informasi tentang koordinat posyandu dan koordinat rumah ibu hamil dan balita. Kemudian, dalam rangka membantu penyampaian informasi kepada ibu hamil dan balita terkait posyandu. Mendapatkan akses laporan rekapitulasi KMS ibu hamil dan rekapitulasi KMS balita.

Terkait dengan out come, Ginting mengatakan nantinya akan tersedia media komunikasi informasi dan edukasi bagi masyarakat terkait pelayanan posyandu secara online.

“Kemudian, tersedianya kebijakan yang bermutu berdasarkan data yang akurat, lengkap dan real time serta tersedianya program pelayanan dan intervensi yang efisien dan efektif berbasis data by name by address dalam penurunan stunting. Tidak kalah penting, tersedianya aplikasi tata kelola posyandu yang terintegrasi dengan platform satu data kesehatan,” tutupnya.