SANGGAU, metro7.co.id – PKS (Pabrik Kelapa Sawit) PT ASP (Agrina Sawit Perdana) di Desa Peyeladi Kecamatan Kapuas, Kabupaten Sanggau diduga kuat sengaja membuang limbah cair hasil pengolahan buah kelapa sawit ke aliran anak sungai Peyeladi, berimbas mencemari Sungai Kapuas.

Pembuangan limbah cair yang dilakukan oleh PKS PT ASP ke sungai diduga berlangsung cukup lama, karena di anak sungai Peyeladi sudah tidak ditemui organisme air, termasuk ikan dan tanaman bawah air.

Manager PKS PT ASP, Wawan via WhatsApp, Sabtu (13/4) sore, mengakui selama 3 hari karyawan pabrik libur perayaan hari raya Idul Fitri, selama itu juga pabrik tidak beroperasi dan tidak mengelola TBS.

“Saat ini tidak ada pencemaran Pak. Malahan dalam 3 hari ini (Libur lebaran) kami tidak ada lakukan pengolahan TBS. sehingga tidak ada pembuangan ke Sungai,” terang Wawan.

Keterangan Manager TBS PT ASP secara tidak langsung mengakui pembuangan limbah cair hasil pengolahan TBS kerap dilakukan secara sengaja.

Sementara itu Sulaiman, Penggiat lingkungan hidup Kabupaten Sanggau, Senin (15/4) menerangkan, apa yang dilakukan PKS PT ASP sangat salah, sebab menurutnya bila hal itu tidak dihentikan maka dapat merusak lingkungan dan dapat menimbulkan berbagai macam penyakit pencernaan bagi orang yang mengkomsumsi air sungai yang sudah terkontaminasi limbah.

“Dampak yang paling nyata adalah pencemaran air dan udara. Limbah cair kelapa sawit mengandung banyak zat organik, seperti minyak dan lemak, serta bahan kimia seperti limbah pabrik pengolahan dan pestisida,” bebernya.

Menurut Sulaiman, jika TBS PT ASP tidak menggelola limbah dengan benar, maka limbah tersebut dapat mencemari sungai yang secara tak langsung akan mengurangi kualitas air serta merusak ekosistem air.

“Limbah cair tertentu juga dapat menghasilkan gas yang mencemari udara, yang dapat menimbulkan masalah kesehatan bagi manusia dan hewan. Seperti gangguan pernapasan, iritasi mata atau hidung, dan bahkan penyakit paru-paru,” ujarnya.

Leman mengatakan apabila limbah kelapa sawit langsung dibuang ke sungai, atau wilayah perairan sejenisnya. Maka sebagian besar limbah akan mengendap, menghilangkan kandungan oksigen terlarut dalam air, membuat air menjadi keruh, dan menimbulkan aroma tajam.

Kondisi tersebut secara tak langsung dapat mengganggu kehidupan organisme air, termasuk ikan, tanaman air, jamur, bakteri, dan berbagai spesies air lainnya. sehingga, rantai makanan alam akan terganggu dan ekosistem alami dapat rusak secara keseluruhan.

“Limbah cair kelapa sawit juga memiliki dampak negatif terhadap kesehatan manusia. Jika limbah mencemari sumber air minum, maka manusia yang mengkonsumsi air tersebut dapat terkontaminasi patogen penyebab berbagai penyakit perut dan pencernaan,” tuturnya.

“Seperti diare, tipes, kolera, keracunan makanan, atau infeksi parasit. Beberapa kasus limbah juga dapat menyebabkan iritasi dan gangguan kulit, apabila manusia terpapar langsung dengan zat-zat kimia dalam limbah. Reaksi alergi, dermatitis, atau bahkan luka bakar kulit dapat terjadi akibat paparan yang berkepanjangan atau berulang,” tutupnya.