Wabup Sanggau Resmikan Kebun Pembibitan Tanaman Endemik Binaan PT Antam
SANGGAU, metro7.co.id – Wakil Bupati Sanggau Yohanes Ontot meresmikan kebun pembibitan tanaman endemik yang dibina PT Antam di Desa Teraju Kecamatan Toba, Rabu (9/6/2021).
Kegiatan tersebut juga sebagai bagian dari peringatan Hari Lingkungan Hidup tahun 2021. Yohanes pun mengajak masyarakat untuk bersama-sama menjaga lingkungan.
Menurut Yohanes, kebun tanaman endemik penting untuk menjaga berbagai jenis tanaman endik yang ada di Kabupaten Sanggau.
“Contoh tanaman ulin atau kata orang sini belian. Kemudian tanaman lain seperti mentawa, tampui, jengkol dan tanaman endemik yang lain. Ini akan bisa hilang kalau tidak ada orang yang tekun untuk mengembangkannya,” ujarnya.
Sementara itu manajer PT Antam Tbk UBPB Kalbar Parjono menyampaikan, kebun tersebut merupakan bentuk implementasi tanggung jawab sosial dan lingkungan perusahaan. Menurutnya, pihaknya telah melaksanakan berbagai program pengembangan masyarakat di sekitar wilayah operasi dan wilayah strategis lainnya, baik dalam bidang pendidikan, sosial budaya, ekonomi, dan lain sebagainya.
“Kegiatan yang akan dilaksanakan ini dikhususkan pada upaya Antam dalam mendukung kelestarian lingkungan,” katanya.
Lanjut dia, Area Kebun pembibitan ini sudah beberapa tahun terakhir mulai dibina oleh PT ANTAM Tbk UBPB Kalbar melalui Satuan Kerja Enviro terutama dalam mendukung kegiatan reklamasi/revegetasi UBPB dengan menggunakan tanaman endemik lokal.
“Kami berharap diawali dengan pengembangan kebun ini dapat membantu melestarikan tanaman endemik Kalimantan, terutama ulin sehingga berkelanjutan dan juga dapat dirasakan manfaatnya oleh anak cucu kita kelak,” ujarnya.
Selain itu, yang paling utama, katanya adalah menjaga flora-flora endemik Kalimantan Barat agar tidak punah dimasa depan karena pohon ulin merupakan salah satu tanaman yang termasuk kedalam kategori IUCN 2.3 (International Union for Conservation of Nature) yaitu termasuk dalam kategori rentan.
“Ulin juga termasuk ke dalam daftar tanaman yang ada pada Appendix II CITES (Convention International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora), Sehingga konservasi sumber daya genetik dan budidaya terhadap jenis ini perlu segera dilakukan,” jelasnya.
Parjono menjelaskan bahwa banyak pengetahuan yang dapat dipetik dan manfaat yang dapat dirasakan dari berbagai flora Kalimantan yang bernilai ekonomis tinggi. Sehingga perlu dipelajari dan diupayakan keberlanjutannya.
“Kami berharap melalui tempat ini dapat menjadi sarana belajar kedepannya terutama bagi generasi muda untuk mengenali tanaman endemik di habitat aslinya. Apalagi dalam kondisi pandemi seperti sekarang menambah kesadaran kita untuk lebih banyak menghabiskan waktu di ruang terbuka. Kedepannya kami berharap lokasi ini bisa menjadi arboretum mini dan area wisata alam yang dapat dinikmati oleh masyarakat luas,” harapnya.[]