SANGGAU, metro7.co.id – Sekretaris IWAS (Persatuan Wartawan Sanggau), Ariya, Sabtu (18/5), meminta Dewan Pers untuk segera mengambil langkah dalam upaya menertibkan wartawan abal-abal yang keberadaannya dirasakan sangat mengganggu.

Keberadaan wartawan abal-abal itu menurutnya akan membuat kesan negatif bagi dunia Jurnalis di Indonesia.

Tingkah laku mereka yang kerap membuat berita sepihak dan terkesan menggiring opini publik hingga membuat kekacauan kerap dirasakan dampak negatifnya, baik terhadap instansi dan institusi pemerintah, bahkan tak jarang menggangu kerja perusahaan swasta, sehingga menimbulkan kekacauan.

“Wartawan yang kompeten saat menjalankan tugas jurnalisnya akan menaati kode etik, dengan prinsip mengedepankan asas praduga tak bersalah, dan itu sangat berbeda dengan wartawan abal-abal, yang mengaku wartawan itu, mereka hanya bermodal membuat website dan mencetak KTA pers, sudah mengaku-ngaku seperti wartawan, menakut-nakuti pejabat, bahkan pengusaha berharap sesuatu dari orang yang ditakut-takutinya itu,” terang Ariya.

Menurutnya, keberadaan mereka sangat merugikan profesi wartawan yang sungguhan, karena orang awam banyak yang tidak tau bagaimana membedakan antara wartawan sungguhan dan mereka.

“Jadi yang perlu kita semua ketahui, bahwa mereka itu tidak bekerja dengan perusahaan pers, tidak ada mekanisme dalam perekrutan seperti wartawan yang resmi, mereka hanya bermodal KTP untuk buat KTA sudah mengaku wartawan, jadi kita semua harus bisa membedakan, mana wartawan yang benar dan mana seperti mereka,” jelasnya.

Ariya mengatakan, ciri-ciri wartawan abal-abal itu mereka suka berkelana mencari sasaran, berbeda dengan wartawan yang sungguhan.

“Mereka hanya mecari berita di satu wilayah saja, karena di wilayah lain biasanya sudah ada perwakilan yang ditempatkan oleh perusahaan media tempatnya bekerja. Masing-masing wilayah ada bironya,” tutupnya.