SINGKAWANG, metro7.co.id – Gara-gara Penambang Emas Tanpa Izin (PETI), sungai di Singkawang berubah menjadi keruh.

Setelah ditelusuri awak media Metro7 di lapangan, ternyata masih banyak kegiatan PETI masih belum tersentuh oleh Aparat Penegak Hukum (APH) Singkawang dan Kalimantan Barat (Kalbar).

Salah seorang pegiat lingkungan yang aktif di Komunitas Pelestari Alam dan Sungai Singkawang (KOMPASS) sekaligus masyarakat Kota Singkawang, M Hana Taufik mengatakan, penyebab berubahnya air sungai Singkawang ini disebabkan oleh aktivitas PETI ataupun aktivitas lainnya di hulu (singkawang timur).

“Ini saya katakan setelah menelusuri aliran sungai yang hulunya ada di sekitar Komplek Pemakaman Manggis Singkawang Barat, di sana airnya bening,” bebernya yang sering disapa Kang Hana kepada Metro7, Senin (23/5).

Ia menambahkan, usai dilakukan lagi penelusuran melewati sungai kecil dekat Bukit Roban sampai jembatan, di sekitar Mungguk Pancung, ia menyimpulkan air yang seperti susu itu datang dari hulu di sekitar Singkawang Timur.

“Selain sungai Singkawang yang tercemar akibat ulah dari PETI, hutan juga ikut hancur,” ungkapnya.

Sebab itu, kepada Mabes Polri dan Mabes TNI untuk segera menindaklanjuti terkait PETI di Kota Singkawang, dan segera untuk menangkap pemilik atau pemodal itu.

Diketahui, informasi dari warga dan sejumlah pekerja, ada beberapa nama pemilik ataupun pemodal PETI di Kota Singkawang yang masih berkeliaran bebas.

Masing-masing nama yang disebutkan itu bekerja di lokasi yang berbeda, seperti Jalan Wonosari, Kelurahan Pajintan Kecamatan Singkawang Timur.

Ada empat orang pemilik atau pemodal yang tenar disebut nama di kalangan masyarakat, yakni Joni, Pak Haji Os, Yakobus dan Ardinaus yang masih beroperasi.