SINGKAWANG, metro7.co.id – Dewan Pengurus Daerah (DPD) Majelis Adat Budaya Melayu (MABM) Kota Singkawang menggelar diskusi publik bersama tokoh masyarakat dan paguyuban di Balai Serumpun Rumah Melayu Kota Singkawang, Rabu (30/11).

Kegiatan diskusi ini mengangkat tema membingkai guna menjaga keamanan dan merawat kerukunan hidup bersama menjelang tahun 2024.

Menghadirkan Dosen Fisip Universitas Tanjungpura yang juga pengamat politik, DR Jumadi dan Komisioner Bawaslu Kota Singkawang Rubi Ismayanto, Kepala Kantor Kemenag Kota Singkawang Mukhlis, Perwakilan Polres Singkawang dan Perwakilan Dandin 1202 Singkawang.

“Saya kira diskusi yang bertemakan kebhinekaan dalam upaya merajut kebersamaan menjadi sangat penting, melihat persoalan yang berpotensi untuk memunculkan disinitegrasi sosial suku, agama etnis dan friksi politik tetap menjadi ancaman,” ujar DR Jumadi.

Ia juga menjelaskan melalui kegiatan ini bahwa tokoh agama dan tokoh masyarakat menjadi garda terdepan menjaga kesatuan Kota Singkawang apalagi Singkawang menjadi kota paling tertoleran se-Indonesia.

Saat di wawancarai langsung awak media, Sekretaris Dewan Pengurus Daerah (DPD) Majelis Adat Budaya Melayu (MABM) Kota Singkawang dan Ketua Panitia Diskusi Publik Bersama Tokoh Masyarakat dan Paguyuban, Hamdi mengatakan maksud tujuan kegiatan ini upaya untuk mendukung pemerintahdan termasuk aparat, agar tetap kondusif menjelang Pemilu tahun 2024.

“Singkawang ini memang multikultur, dan multi etnis, sehingga dengan keragaman budaya tersebut kita berharap peran dari tokoh masyarakat, peran dari paguyuban bagaimana merajut membingkai kebersamaan ini supaya menjaga Singkawang tetap kondusif,” kata Hamdi.

Ia menegaskan, saat Pemilu tahun 2004 semua masyarakat menggunakan hak pilihnya dalam pemilihan Legislatif, Presiden dan Kepala Daerah dengan rasa kenyamanan dan rasa tenang.Kita berharap Singkawang selalu tetap kondusif.

“Banyak konsep dan sudut pandang bagaimana peran dari tokoh masyarakat paguyuban mensosialisasikan gejala-gejala di masyarakat dengan merawat kerukunan hidup di Kota Singkawang,” pungkasnya.

Ia menjelaskan dengan berbagai etnis saling bertoleransi dan tetap kondusif terutama menjelang Pemilu 2024 mendatang.