SINGKAWANG, metro 7.co.id – Perjuangan kaum perempuan dalam penulisan sejarah di Indonesia cenderung terpinggirkan. Padahal, menurut Sitti Syamsiah Hutapea, sudah sejak awal abad ke-19.

“Beberapa wanita Indonesia telah tampil dalam membela tanah air dan bangsanya, sebut saja Nyi Ageng Serang XIX, Christina Martha Tiahahu, Cut Nyak Dien, RA Kartini, Maria Walanda Maramis, Nyai Walidah Ahmad Dahlan dan lainnya,” kata Sitti Syamsiah Hutapea selaku Anggota DPRD Singkawang dari Fraksi Golkar, Sabtu (20/5).

Menurutnya, hal ini wajar karena masyarakat dideterminasi budaya patriarkis. Sehingga peran kaum perempuan yang luar biasa kadang tidak terekspos publik, termasuk partisipasinya dalam politik.

“Berbagai persoalan politik perempuan sejatinya juga disebabkan oleh proses politik,” katanya.

Partai politik, pemerintah, lembaga perwakilan rakyat dan lembaga penyelenggara pemilu sangat didominasi oleh laki-laki, ujarnya, sehingga nilai, kepentingan, aspirasi, serta prioritas mereka menentukan agenda politik terlalu mendominasi proses politik dan kebijakan publik yang dihasilkan.

Sitti juga menjelaskan, padahal perempuan memiliki nilai, kepentingan kebutuhan dan aspirasi yang berbeda dengan laki-laki.

“Perbedaan ini sangat penting untuk dapat terwakili dalam lembaga politik, untuk memberikan perubahan terhadap proses politik ke arah yang lebih demokratis,” ucapnya.

Lanjutnya, untuk perempuan jangan takut untuk berpolitik dan harus mampu bisa bersaing dengan para pria lainnya.

“Penting bagi seluruh perempuan di seluruh Indonesia khusunya di Kota Singkawang kalau saja sesama perempuan kita saling mendukung, saling memotivasi, saling menginspirasi,” bebernya.

Dalam meningkatkan dan mendorong partisipasi perempuan dalam dunia rill politik, partai politik (parpol) memiliki andil dan peranan yang besar.

“Memang ada beberapa hal yang harus dikuatkan oleh perempuan itu sendiri. Pertama, perempuan memang harus percaya diri, kuatkan dulu keinginan dari diri perempuan itu sendiri bahwa saya ingin sukses, saya ingin maju, terpilih. Yakinkan itu terlebih dahulu. Kedua, harus ada restu dan dukungan keluarga,” bebernya.

Di lain sisi, kepemimpinan perempuan dalam posisi-posisi strategis di parlemen masih kurang. Peran partai politik untuk mendukung hal ini dibutuhkan, dengan membuka peluang yang sama bagi perempuan dan laki-laki.

“Semoga ke depan, di Pileg 2024 dapat terpenuhi keterwakilan perempuan dan bisa bertambah di lembaga DPRD,” tutupnya.