Darmawi, Kepala desa Kupang Bersih
TAMIANG LAYANG – Dalam pembagian beras keluarga miskin (Raskin-red)di Desa Kupang Bersih, Kecamatan Pematang Karau, Barito Timur dibagikan secara merata kepada seluruh warga. Sehingga tidak ada lagi warga yang merasa tidak kebagian beras Raskin tersebut.
Kepada Metro7, Kepala Desa Kupang Bersih Darmawi mengatakan,  sebelumnya kepala keluarga (KK) penerima raskin berdasarkan data Bulog dari Januari sampai Juni sebanyak 92 KK. Sedangkan triwulan ketiga, Juli sampai September ini, ditambah menjadi 141 KK.
“Semula data penerima raskin hanya 92 KK. Namun dalam musyawarah bersama masyarakat desa, disepakati raskin itu dibagikan kepada semua kepala keluarga yang ada di Kupang Bersih yang jumlahnya 323 KK. Tujuannya agar warga yang belum terdaftar sebagai penerima raskin, juga mendapatkan jatah beras dari program pemerintah tersebut,” ujarnya.
Didampingi Kaur Desa Syahruddin, Darmawi menyebutkan, jatah raskin yang didrop ke desanya periode Januari sampai Juni sebanyak 4,199 ton.  Jumlah ini dibagikan rata kepada 323 KK, masing-masing KK mendapatkan 13 kilogram beras dengan biaya tebusan Rp2.000 per kilogram. Biaya ini sudah termasuk ongkos kantong plastik dan operasional petugas.
“Jika Raskin itu dibagikan sesuai data Bulog yakni 92 KK, maka setiap KK mendapatkan 42 kilogram. Sesuai kesepakatan masyarakat, kami membagikan raskin itu kepada 323 KK, masing-masing KK mendapat 13 kilogram,”  tutur Darmawi.
Ia berharap, ke depannya jatah raskin yang didistribusikan ke desanya dapat ditambah. Sebab, masih banyak warga yang berharap mendapatkannya beras Raskin dalam mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari.
Menurut Darmawi, program pemerintah dengan menyalurkan raskin yang ditebus penerima dengan harga murah, sangat membantu. Apalagi saat ini kondisi ekonomi masyarakat juga belum begitu baik.
Tak hanya berharap agar jatah raskin ditambah lagi, Darmawi juga meminta pembangunan kantor desa dapat dianggarkan oleh pemerintah pada tahun depan. Sebab, lahan untuk pembangunan kantor itu sudah disediakan oleh desa yang dibeli menggunakan dana Alokasi Dana Desa (ADD). Metro7/jaya