Kepsek SMKN 2 Rini Iriani. Spd
TAMIANG LAYANG – Sebenarnya banyak orang tua murid yang antusias untuk menyekolahkan anaknya ke SMKN 2 Tamiang Layang, tetapi pihak sekolah terkendala banyaknya ruangan yang tidak layak pakai untuk ditempati oleh siswa.
Karena ruangan yang dimiliki sekolah banyak yang sudah lapuk dimakan usia atau tidak memungkinkan lagi untuk ditempati dengan nyaman dan layak dalam menerima pelajaran di sekolah.
Hal ini diungkapkan Kepala Sekolah SMKN 2 Tamiang layang, Rini Iriani SPd ketika ditemui Metro7 di kantornya belum lama tadi.
Dikatakannya, keinginan orang tua untuk menyekolahkan anak-anak mereka ke SMKN 2 Tamiang Layang, sangat tinggi. Pada tahun pelajaran 2012–2013 ini telah mengalami kenaikan dari tahun ke tahun.
“Kendalanya, ruangan untuk murid tidak mencukupi dan tidak layak huni untuk siswa belajar. Sehingga pihak sekolah tidak bisa sepenuhnya menerima siswa, karena sekarang ini SMKN 2 Tamiang layang hanya memiliki 18 ruangan saja,” ungkap Rini.
Sedangkan 1 ruangan lagi tidak layak pakai yang letaknya berdekatan dengan ruangan praktek mesin serta lampu dan genset. Penerimaan siswa baru pada tahun pelajaran 2012–2013 ini telah melebihi batas yang telah ditargetkan pihak sekolah.
“Untuk siswa baru kami hanya mentargetkan 180 siswa saja. Sementara yang telah mendaftar jumlahnya mencapai 220 orang. Empat puluh siswa tersebut terpaksa tidak bisa diterima, karena ruangan kelas di SMKN 2 Tamiang Layang tidak mencukupi untuk menampung siswa tersebut,” tandasnya.
Maka dari itu, pihak sekolah meminta perhatian dari pemerintah untuk menambah 1 ruangan kelas lagi, guna menampung kelebihan kuota tersebut.
Dijelaskan Rini, jumlah pengajar di sekolah tersebut untuk saat ini adalah 46 orang, sedangkan tenaga produktifnya masih kurang.
“Seperti pengajar TKJ, kalau untuk tenaga yang normatif sudah cukup, seperti tenaga pengajar Bahasa Inggris, Bahasa Indonesia dan PPKN. Untuk Guru Produktif idealnya berjumlah 5 orang, tetapi kenyataannya yang ada hanya 2 orang saja, sehingga masih kurang,” tuturnya.
Masih kata Rini, dengan kekurangan tenaga pengajar yang ada saat ini, maka pihaknya untuk sementara waktu masih memakai tenaga Guru Spesialis. Sehingga untuk mengisi kekurangan tersebut dirinya akan mengusulkan ke BKD Kabupaten Bartim agar ada tambahan Guru untuk mengisi kekosongan tenaga pengajar produktif itu.
Dalam waktu dekat, Dinas Pendidikan Provinsi Kalteng akan membangun 1 ruangan kelas untuk kepentingan siswa dalam belajar. Sumber dananya berasal dari Dinas Pendidikan Provinsi Kalteng yang diambil dari anggaran APBN. Sedangkan anggaran APBD Kabupaten untuk kebutuhan itu masih belum ada. 
Ibu berkaca mata ini, sejak menjabat Kepala Sekolah SMKN 2 Tamiang Layang selama kurang lebih 3 bulan, sudah melakukan berbagai pembenahan, di antaranya memperketat monitoring disiplin para Guru.
“Kalau dulu apel cuma diikuti beberapa orang, sekarang ini kalau apel sudah mulai lengkap. Maka dari itu sebagai Kepala Sekolah saya harus mempunyai konsep tersendiri. Khususnya dimulai dari perilaku saya sendiri yang harus bisa menanamkan contoh disiplin dengan baik, agar bisa membimbing guru-guru lain untuk lebih disiplin dalam melaksanakan dan menjalankan tugas, supaya juga bisa menjadi contoh bagi siswa dan sekolah,” pungkas Rini Iriani. Metro7/Ali/M.Jaya