PANDEGLANG, metro7.co.id – Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Jaringan Pemuda Mahasiswa Indonesia (JPMI) Banten, Entis Sumantri ikut menyoroti bantuan hand traktor bagi kelompok tani di Pandeglang, Minggu (3/6).

Sorotan tersebut lantaran terdapat kejanggalan dalam pembagian hand traktor, dan spesifikasi yang tidak sesuai peruntukan serta kriteria calon penerima yang masih menjadi pertanyaan?

Kepada awak media, Entis Sumantri mengatakan, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Banten melalui Dinas Pertanian membagikan bantuan hand traktor kepada sejumlah kelompok tani, namun yang sangat disayangkan tidak sesuai peruntukan.

“Pelaksanaan kegiatan peredaran sarana pertanian tahun anggaran 2022, sebab proses pembagian hand traktor bagi kelompok tani syarat kepentingan, dan ini akan kita buktikan, ” terang koordinator wilayah banten, Entis Sumantri.

Entis Sumantri mengatakan, dalam rangka pelaksanaan kegiatan dinas pertanian provinsi banten harus transparan, kriteria calon penerima seperti apa, dan apa saja syaratnya.

“Publik harus tau, berapa besarnya anggaran yang diperuntukkan untuk pembelian Hand Traktor, dan kriteria kelompok tani seperti apa yang diberikan bantuan berupa Hand Traktor, ” ucap kordinator wilayah banten DPW JPMI.

Masih dikatakannya, Dinas Pertanian Provinsi Banten harus bertanggung jawab dari mulai pengawasan, bimbingan hingga kemanfaatan alat mesin pertanian.

“Jangan hanya sebatas membagikan, hand traktor yang direalisasikan harus benar-benar dapat dimanfaatkan, dan dinas pertanian harus bertanggung jawab,” paparnya.

Lebih lanjut dijelaskannya, milyaran rupiah anggaran digelontorkan pemerintah untuk membantu kelompok tani, tapi perlu diingat bahwa yang lebih utama kemanfaatan.

” Utamanya adalah bantuan hand T traktor tersebut harus sesuai peruntukan sehingga dapat digunakan sesuai peruntukan, jangan asal membagikan jika tidak menjamin kemanfaatan,” bebernya.

Ia mengungkapkan, dari hasil pantauan langsung kepada sebagian Penerima mengeluhkan spesifikasi yang tidak memadai.

“Kecamatan Patia, Sukaresmi, Panimbang, Angsana, Sobang, Cikeusik, Pagelaran kurang cocok untuk spesifikasi hand traktor impala RD65 DI-1S karena bukan daerah pegunungan,” tuturnya.

Dia juga meminta pihak dinas pertanian provinsi banten melakukan survei terhadap kondisi area persawahan, agar bantuan sesuai dengan rencana dan harapan kelompok tani.

“Yang perlu dilakukan survey adalah kondisi area persawahan apakah jika diberikan hand traktor impala akan dapat digunakan sesuai peruntukan, apa justru cuma-cuma tanpa manfaat, dan seharusnya sebelum dilakukan pembagian harus tau area yang sesuai dengan spesifikasi,” tegasnya.

Secara tegas Entis Sumantri menyampaikan, dalam waktu dekat akan melayangkan surat kepada dinas pertanian provinsi banten dengan maksud meminta klarifikasi, apa dasar dan tujuannya memberikan bantuan yang tidak sesuai dengan harapan.

“Wajib dinas pertanian tau, kebutuhan masing-masing kelompok tani jika tujuannya adalah mengakomodir kebutuhan guna peningkatan kualitas perkumpulan petani, dan insa Allah waktu dekat ini kami akan layangkan surat,” tutupnya.