PANDEGLANG, Metro7.co.id – Front Aksi Mahasiswa (FAM) Kabupaten Pandeglang menggelar unjuk rasa di depan kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan (UPP) Syahbandar Kecamatan Labuan Pandeglang, Kamis (25/11).

Presidium FAM Ucu Fahmi menjelaskan, aksi didasari kejadian beberapa waktu lalu, masyarakat dikejutkan dengan adanya tongkang dengan nomor lambung 3301 yang terdampar di Pantai Kharisma Desa Marga Giri Kecamatan Pagelaran.

Dalam aksi itu, demonstran menuntut pemecatan Kepala UPP Syahbandar Labuan yang dinilai tidak mampu menjalankan tugas dengan baik. Demonstran juga meminta APH dan pihak berwenang melakukan inspeksi lokasi terdamparnya kapal dan memeriksa pegawai UPP Syahbandar.

“Tutup dan bubarkan Kantor UPP Syahbandar Labuan yang tidak mampu memberikan pelayanan pelayaran dengan baik dan maksimal,” ujar Ucu.

Padahal, menurut Ucu Fahmi, UPP Syahbandar Labuan merupakan instansi yang bertugas mengatur serta mengawasi navigasi pelayaran atau perhubungan laut. Secara struktural berada di bawah naungan Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan Republik Indonesia, yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran.

Terdamparnya tongkang itu menurut Ucu, sangat merugikan masyarakat pesisir pantai karena menghambat jalur pelayaran nelayan, pencemaran lingkungan dan menghalangi pariwisata.

“Mengganggu nelayan mencari ikan,” ujarnya.

Demonstran tahu, terdamparnya tongkang di Pantai Kharisma diakibatkan cuaca buruk sehingga nakhoda harus berlabuh secara darurat. Namun, mereka juga menuding itu adalah kelalaian Syahbandar yang memberikan izin berlayar saat cuaca buruk.

“Karena segala fasilitas penunjang tugas sudah diberikan oleh pemerintah kepada UPP Syahbandar Labuan sebagaimana yang disebutkan dalam Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008,” tambah Aris Doris selaku koordinator lapangan aksi tersebut.

Sementara itu, Kepala UPP Syahbandar Labuan M Ridwan mengatakan, secara prosedural, pihaknya sudah memeriksa kelengkapan dokumen dan memberikan imbauan cuaca pada awak kapal tongkang yang dimaksud.

“Kecelakaan tersebut bukan semata-mata ada indikasi kesengajaan, nakhoda dan ABK juga manusia,” ujar Ridwan.[]