Demam Berdarah, Capai 35 Ribu Kasus di Indonesia Pada Awal 2024
JAKARTA, metro7.co.id – Kasus DBD per Maret 2024 meningkat dari periode yang sama pada 2023. Angkanya bahkan sudah mencapai 35.556 kasus hingga minggu ke-11 tahun 2024.
Kemenkes melaporkan bahwa jumlah kasus DBD per 1 Maret sudah mencapai hampir 16 ribu kasus di 213 Kabupaten/Kota di Indonesia.
Kemenkes memperkirakan, keadaan ini bakal terus berlanjut sampai dengan bulan April 2024 seiring dengan musim hujan setelah El Nino, DBD Telah Renggut 290 Jiwa Pada Awal 2024.
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kemenkes Imran Pambudi melaporkan, jumlah kasus DBD di Indonesia sampai minggu ke-11 tahun 2024 telah mencapai 35.556 kasus dengan total 290 kematian.
Adapun, jumlah kasus dan kematian akibat wabah DBD yang mengalami peningkatan kasus DBD pada Maret 2024, adalah Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah.
Adapun ia mengungkapkan, jumlah kasus DBD di Indonesia pada 2023 mengalami penurunan sebanyak 30 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Namun, laju kasusnya pada Maret 2024 justru meningkat dibandingkan periode yang sama pada tahun 2023.
“Pada tahun 2023 jumlah kumulatif kasus DBD di Indonesia sebanyak 114.720 kasus dengan 894 kematian,” ujar Imran.
Sementara menurut laporan dari Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (Ditjen P2P) Kemenkes, tren laju kasus DBD dimulai sejak akhir Februari dengan jumlah 15.977 kasus.
Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes Siti Nadia Tarmizi menyampaikan bahwa peningkatan DBD di Indonesia diperkirakan disebabkan oleh faktor pemanasan global, termasuk El Nino.
“Sampai saat ini incidence rate DBD masih di angka 20-50 kasus per 100 ribu orang, sekarang kita minta target 10 kasus per 100 ribu orang,” ujar Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (Dirjen P2P) Kemenkes Maxi Rein Ronduwu mengutip Antaranews.com.
Ia menjelaskan, pihaknya juga sudah mengeluarkan Strategi Nasional (Stranas) Penanggulangan Dengue dan telah berhasil menekan angka Case Fatality Rate (CFR) terkait kasus DBD hingga di bawah 1 persen. Namun demikian, kondisi ini belum merata sebab angka CFR di beberapa daerah masih di atas 50 persen.
Guna mencapai target pengurangan kasus DBD dan nol kematian akibat DBD pada 2030, Maxi menegaskan agar masyarakat bersama-sama melakukan gerakan 3M Plus.
Ini merupakan tindakan pencegahan DBD yang memiliki kepanjangan Menguras dan Menutup tempat-tempat penampungan air serta Mendaur ulang berbagai barang yang berpotensi untuk dijadikan tempat berkembang biak nyamuk Aedes aegypti. Sementara Plus adalah dengan melakukan vaksinasi DBD.