JAKARTA, metro7.co.id — Direktur RSUD Rumah Sehat Amanah Husada Tanah Bumbu dr. H. Muhammad Yandi Noorjaya yang juga salah satu pengurus Forum Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak (LKSA) pusat dan Panti Sosial Asuhan Anak (PSAA), Minggu (28/1/2023), berziarah ke makam Habib Luar Batang.

Berziarah ke makam ulama besar Habib Husein bin Abu Bakar bin Abdillah Alaydrus atau lebih dikenal Habib Husein Luar Batang, di daerah Penjaringan, Jakarta, dr. Yandi — begitu panggilan akrabnya — ditemani Dewan Penasehat LKSA pusat Guru H. Syamsul Bahri, anggota KP2D/stafsus Bupati Tanah Bumbu Saidi Elmy dan Direktur Radio Swara Bersujud (RSB) Tanah Bumbu Sukriansyah.

Menuju makam Habib Luar Batang, dr. Yandi dan rombongan menggunakan taksi online. Sesampai disana dipimpin Guru Syamsul Bahri, mereka membaca surah Al-fatihah, sholawat Fatih, sholawat Nariyah, sholawat Jibril, dan surah Al ikhlas.

Yandi dikenal sosok salah satu pejabat yang kerap ziarah serta silaturahmi ke ulama. Hal ini ia lakukan sebagai bentuk penghormatan kepada ulama sebagai waratsatul anbiya.

Dalam kesempatan ziarah tersebut, Yandi dan rombongan memanjatkan doa kepada Allah SWT agar mendapatkan Ridho serta diberi kemudahan dan kekuatan dalam mengarungi tugas sebagai pemimpin banua.

Disamping itu juga memohon doa kepada Allah SWT agar bisa memberikan pelayanan terbaik untuk masyarakat Tanah Bumbu dalam bidang kesehatan.

Berdasarkan hikayat, makam keramat Al-Habib Husein bin Abubakar Alaydrus dan asistennya, seorang keturunan Tionghoa bernama Habib Abdul Kadir, terletak di kawasan Masjid Luar Batang yang terletak di Jalan Luar Batang, Gang V No 1, Kelurahan Penjaringan, Jakarta Utara.

Makam Al-Habib Husein bin Abubakar Alaydrus ini banyak didatangi ribuan peziarah setiap harinya. Mereka datang dari berbagai daerah di Indonesia, seperti yang pernah ditulis Republika.co.id.

Umumnya peziarah selain mencari berkah diantaranya ingin mencari keselamatan, dan lain sebagainya.

Mulanya, di kawasan berawa-rawa dan terdapat banyak pohon bakau, terletak di bagian barat Sunda Kelapa yang berbentuk teluk itulah dibangun surau (Mushala) oleh Alhabib Husen sebagai tempat beribadah dan bershalawat.

Di tempat itulah, ia menyiarkan agama Islam dan banyak penduduk yang datang untuk mohon doa.

Suatu ketika pemerintah VOC sempat menahan Habib Husein dan pengikutnya di Glodok Kota.

Alasannya, pemerintah Belanda khawatir kegiatan syiar agama Habib dapat mengganggu ketertiban.
Belakangan akhirnya dibebaskan bahkan pemerintah Belanda minta maaf atas penahanan itu.

Namun ada suatu keajaiban saat Habib Husein yang ditahan di ruang khusus dengan ukuran kecil dan sempit terpisah dengan pengikutnya yang berada di ruang besar. Namun, setiap Subuh penjaga tahanan melihat Habib berada di ruang besar menjadi imam salat di tahanan tersebut.

Semasa hidup Habib Husein belum pernah menikah, sampai akhir hayatnya pada Kamis, 17 Ramadan 1169 Hijriah atau bertepatan dengan 27 Juni 1756 Masehi dalam usia kurang lebih 30-40 tahun.

Ketika itu pemerintah Belanda melarang jenazah Habib Husein dikuburkan di tempat tinggalnya dan mengharuskan orang asing dikuburkan di Tanah Abang.

Tetapi sudah tiga kali bolak balik mengusung kurung batang ke kuburan Tanah Abang, tetapi kurung batang yang semula ada jenazah Habib Husein, sampai di kuburan kurung batangnya kosong.

Ternyata jenazah Habib kembali ke tempat tinggalnya semula, sehingga pengusung kurung batang memutuskan untuk menguburkan Habib Husein di tempat tinggalnya yang menjadi ciri khusus “Kampung Baru Luar Batang” atau sekarang dikenal dengan nama Kampung Luar Batang. ***