BREBES, metro7.co.id – Puluhan warga Desa Klampok, Kecamatan Wanasari Brebes yang menamakan diri Aliansi Masyarakat Peduli Desa (AMPD) memprotes keras pihak swasta yang melakukan penutupan dan pengurugan drainase yang dianggap akibatkan banjir.

Difasilitasi pihak pemerintah desa, mereka melakukan audensi, Kamis (17/10) di aula Kantor Desa Klampok menuntut segera dinormalisasi kembali.

Purwanto, koordinator AMPD mengaku pihaknya mendapat aduan warga yang memprotes adanya pengurugan drainasi tanpa sosialiasi.

“Warga protes lantaran pihak swasta yang tengah melakukan pengurugan lahan tidak terlebih dulu melakukan sosialisasi ke warga maupun ke pemerintah desa setempat,” kata Purwanto.

Oleh karena itu, kata Purwanto, pihaknya mendampingi warga untuk mendesak pihak terkait untuk segera melakukan normalisasi kembali.

Sementara, dituturkan warga, Akibat pengurugan itu ada sekitar 50 hektar lahan pertanian yang berdampak, Bahkan dikatakan warga, komplek pemukiman disekitarnya juga sering alami kebanjiran hingga radius lima RT.

“Akibat ditutupnya drainase itu, ada sekitar lima RT yang terdampak banjir, Persawahan juga ikut banjir,” kata Suharjo, warga sekitar yang ikut audensi.

“Kami berharap segera dinormaliasi, selain itu juga harus ada sosialiasi,” sambung Suharjo.

Menanggapi tuntutan warga, Mustaqim, salah satu perwakilan dari Eling Santoso (Pihak swasta) mengaku pihaknya akan memenuhi tuntutan warga.

“Sebenarnya warga itu inginya agar di normalisasi, karena inikan dari pihak Pak Eling kan belum membangun, belum dimulai pembangunan, karena ada penggeseran tanah urugan di sebelah, namun lantaran warga menghendaki segera dilakukan normalisasi ditakutkan akan musim hujan dikhawatirkan terjadi banjir, maka pihak Eling Santoso tidak keberatan,” kata Mustaqim.

“Apabila saluran itu tertutup oleh PT maka kita ada solusi, solusinya yaitu akan kita ajukan kepada PSDA untuk geser atau di tukar saluran itu melalui tanah milik Pak Eling,” lanjutnya.

Dibeberkan Mustaqim, ditutupnya drainase itu sebagai akses pengurugan lahan pabrik baru, yang sebelumnya melalui lahan PT sebelahnya, namun lantaran ada suatu hal akhirnya di geser.

Disinggung terkait sosialiasi, Mustakim menegaskan lantaran belum membangun dan baru sebatas penataan lahan.

“Karena belum membangun ya kita belum sosialiasi, tapi ketika akan membangun ya nanti ada sosialiasi,” tandas Mustaqim.

Sebelumnya saluran sepanjang 30 meter dan lebar 1 meter di jalan lingkar utara desa klampok dilakukan penutupan dan pengurugan.

Penutupan dan pengurugan drainase itu diduga sebagai akses mobilisasi bongkar muat pengurugan pengadaan lahan milik Eling Santoso untuk pabrik baru.