BANGKA BELITUNG, metro7.co.id – Bakal Calon Gubernur Bangka Belitung (Babel), Erzaldi Rosman Djohan kembali menunjukkan komitmen kuatnya dalam melestarikan adat dan budaya Melayu di Negeri Serumpun Sebalai.

Hal ini dibuktikan melalui dukungannya terhadap pembentukan Komunitas Pemantun Babel dalam pertemuan yang berlangsung hangat di Pendopo Rumah Erzaldi, Kabupaten Bangka Tengah, Sabtu malam (24/8).

Menghidupkan Kembali Seni Berpantun di Babel

Pertemuan tersebut dihadiri oleh sejumlah pecinta seni verbal, khususnya pantun, yang tergabung dalam komunitas Sahabat Pemantun Bangka.

Pantun sendiri merupakan tradisi lisan yang menjadi bagian tak terpisahkan dari budaya Melayu dan tersebar luas di berbagai wilayah Indonesia, termasuk Bangka Belitung.

Dalam kesempatan tersebut, Erzaldi mengungkapkan antusiasmenya untuk mendukung penuh terbentuknya komunitas Pemantun di Babel.

Ia meyakini bahwa melalui wadah yang tepat, seni berpantun dapat terus hidup dan diwariskan kepada generasi mendatang.

“Saya mendukung sekali. Secara profesional, para pemantun Bangka sudah berhasil meraih juara hingga ke Malaka. Tinggal wadahnya saja yang harus kita siapkan,” ujar Erzaldi dengan penuh semangat.

Dukungan ini bukan hanya sebatas wacana, tetapi juga akan diwujudkan melalui berbagai program konkret yang bertujuan untuk mengembangkan dan memperdalam kemampuan berpantun para anggota komunitas.

Mempersiapkan Wadah dan Pelatihan Profesional

Erzaldi menyadari untuk mengembangkan potensi para pemantun, diperlukan fasilitas dan pelatihan yang memadai.

Oleh karena itu, ia berencana menyiapkan wadah khusus bagi Pemantun Babel yang tidak hanya fokus pada seni berpantun, tetapi juga mengembangkan keterampilan lain yang relevan.

“Nanti kawan-kawan juga belajar menjadi Master Ceremony (MC). Karena secara paket, pemantun akan lebih menarik bila sekaligus berperan sebagai MC. Kami akan mewadahi semua untuk kawan-kawan belajar,” tambah Erzaldi, disambut dengan riuh tepuk tangan dari para pemantun yang hadir.

Langkah ini diharapkan dapat membuka peluang lebih luas bagi para pemantun untuk berkontribusi dalam berbagai acara budaya dan formal, sekaligus meningkatkan profesionalisme dan daya saing mereka di tingkat nasional maupun internasional.

Pelatihan Gratis untuk 150 Peserta pada Oktober Mendatang

Sebagai bagian dari komitmennya, Erzaldi juga mengumumkan rencana pelaksanaan pelatihan berpantun yang terbuka untuk umum pada 19 Oktober 2024.

Pelatihan ini akan diikuti oleh 150 peserta dan diselenggarakan secara gratis di Pendopo Rumah Erzaldi.

“Pelatihan untuk para pemantun gratis, semuanya bisa datang ke sini. Nanti kita siapkan semua. Insyaallah sekitar bulan Oktober,” jelas mantan Gubernur Babel periode 2017-2022 ini.

Tidak hanya itu, dalam kesempatan yang sama, Erzaldi juga merencanakan pembentukan struktur kepengurusan resmi untuk Komunitas Pemantun Babel.

Dengan adanya struktur organisasi yang jelas, diharapkan komunitas ini dapat berjalan lebih terorganisir dan efektif dalam menjalankan berbagai program kerja.

“Waktu pelatihan nanti sekalian kita buat pengurus komunitas pemantun. Kalau sudah diresmikan nantinya, insyaallah baru kita buat aturan-aturannya,” tambahnya.

Harapan Besar untuk Kelestarian Budaya Melayu

Dukungan dan inisiatif yang ditunjukkan oleh Erzaldi Rosman Djohan ini mendapatkan apresiasi positif dari berbagai pihak, terutama para pelaku seni dan pecinta budaya di Bangka Belitung.

Mereka berharap langkah ini dapat menjadi awal yang baik untuk menghidupkan kembali dan mempromosikan seni berpantun sebagai identitas budaya Melayu yang kaya dan unik.

Salah satu anggota Sahabat Pemantun Bangka mengungkapkan rasa syukur dan antusiasmenya atas perhatian yang diberikan oleh Erzaldi.

“Kami sangat berterima kasih atas dukungan Pak Erzaldi. Dengan adanya pelatihan dan komunitas resmi, kami yakin seni berpantun di Babel akan semakin maju dan dikenal luas,” ujarnya dengan penuh harap.

Melalui berbagai upaya ini, diharapkan seni berpantun tidak hanya bertahan di tengah arus modernisasi, tetapi juga dapat berkembang dan beradaptasi sesuai dengan perkembangan zaman tanpa menghilangkan nilai-nilai asli yang terkandung di dalamnya.

Erzaldi menegaskan bahwa pelestarian budaya adalah tanggung jawab bersama yang membutuhkan partisipasi aktif dari seluruh elemen masyarakat.

“Dengan adanya pelatihan hingga komunitas bagi para pemantun Babel ini, kita berharap adat budaya berpantun di Babel dapat terus terjaga, lebih maju, dan lebih hebat lagi hingga tak lekang oleh waktu,” tutup Erzaldi dengan penuh optimisme.

Pertemuan dan inisiatif ini menandai langkah awal yang signifikan dalam upaya pelestarian budaya Melayu di Bangka Belitung.

Diharapkan, dengan dukungan berkelanjutan dan kolaborasi yang solid antara pemerintah, pelaku seni, dan masyarakat, seni berpantun akan terus menjadi kebanggaan dan identitas kuat bagi masyarakat Babel kini dan di masa mendatang.