Gilang Ramadhan, Tokoh Muda Ini Berharap Pemilu Jadi Pesta Rakyat Yang Menggembirakan
BREBES, metro7.co.id – Adhitya Gilang Ramadan, pria muda kelahiran 1992 Jatibarang Brebes ini meski tergolong masih muda. Namun ketertarikan dan keinginan untuk mensejahterakan masyarakat kurang mampu begitu kuat.
Jiwa sosialnya bahkan telah terasah sejak ia masih duduk di bangku kuliah. Saat mengenyam pendidikan kuliahnya di Universitas Islam Indonesia (UII) Jogjakarta, ia bahkan aktif sebagai aktivis kampus, terutama aktivis sosial kemasyarakatan.
Selain sosial kemasyarakatan, dia juga aktif sebagai Aktivis Pers Mahasiswa, bahkan tercatat sebagai anggota Resimen Mahasiswa, Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) serta terlibat dalam komunitas Hak Asasi Manusia dan Komunitas Pendidik di Lereng Gunung Merapi.
Lulus Sarjana farmasi tahun 2010, Gilang kemudian berkiprah menjadi tenaga kesehatan. Bahkan sudah memiliki usaha klinik kesehatan sendiri.
Di samping menjalani sebagai seorang pengusaha, jiwa sosialnya tetap kuat untuk membantu masyarakat kurang mampu.
Untuk maksimalkan peran serta dalam membantu masyarakat kurang mampu, Gilang Aditya Pratama akhirnya memutuskan untuk terjun ke dunia politik sebagai calon legislatif DPRD Kabupaten Brebes dari partai PDIP untuk daerah pilihan Kecamatan Brebes Jatibarang Songgom.
“Kami memang sering turun untuk bertemu dengan warga secara langsung. Dan ironinya banyak dari mereka yang benar-benar membutuhkan pertolongan baik dari segi kesehatan, ekonomi maupun pendidikan, maka untuk memaksimalkan peran serta membantu warga, kami putuskan untuk menjadi wakil rakyat, semoga jika kami mendapat mandat dari masyarakat, khusunya Jatibarang kepedulian kami kepada masyarakat semakin maksimal,” kata Gilang saat bincang santai di salah satu rumah makan di Brebes, Senin (11/12).
Di pilihan calon legislatif besok, Kecamatan Jatibarang yang hampir 17 tahun belum memiliki wakil rakyat dari PDIP, dia berharap dirinya menjadi sosok yang mengisi kekosongan itu.
Selain itu dia juga berharap meski beda pilihan, masyarakat harus menggunakan hak pilih dengan benar, kedepankan pemilu damai dan etika politik.
“Saat ini kita dalam menjalani pesta politik, maka kami berharap pesta itu jangan diisi dengan kampanye kampanye yang memecah belah, kedepankan etika politik, jangan merusak APK (Alat Peraga Kampanye, red), saling menjaga dan menahan diri dari beberapa kegiatan dan aktivitas politik yang membuat gaduh, Kedepankan nilai kebersamaan, dan ciptakan pemilu damai,” tutup Gilang mengakhiri.