BANGKA BELITUNG, metro7.co.id – Berupaya mewujudkan Net Zero Emission tahun 2060, pemerintah Indonesia saat ini turut mendorong penggunaan energi baru yang terbarukan (EBT) dengan mengoptimalkan sumber daya mineral yang ada di Indonesia.

Adapun salah satu upaya mewujudkan agenda tersebut dengan menyelenggarakan Forum Indonesia Net Zero Summit 2022.

Mengangkat tema “Industrial Decarbonization at All Cost”, ajang bergengsi yang menjadi side event B20 tersebut diadakan di Bali Nusa Dua Convention Hall, Nusa Dua, Bali Jumat (11/11).

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) RI, Luhut Binsar Pandjaitan dalam keterangannya mengatakan, dunia usaha sekarang ini didorong untuk mulai menerapkan energi baru terbarukan, terutama dalam hal investasi.

“Pertama, tidak boleh ganggu pertumbuhan ekonomi kami yang bagus mengenai energi. Kedua, mesti affordable teknologi, dan kalau harganya mahal kami tidak bisa terima. Ketiga, teknologi yang sudah ada tahun ini atau tahun depan kalau sepuluh tahun lagi pertumbuhan ekonomi kami pasti terganggu, serta terakhir, interest harus dari negara maju. Kalau negara berkembang buat apa tidak ada nilainya untuk kita,” jelas Luhut.

Pendiri sekaligus owner dari PT Bersahaja, Arbi Leo, yang turut menghadiri Forum Indonesia Net Zero Summit 2022 menjelaskan kehadiran dirinya dalam ajang tersebut sebagai bukti dan wujud komitmen guna mengembangkan energi baru terbarukan di Indonesia.

“Kita hadir dalam kegiatan ini dalam rangka menjaga semangat dan komitmen untuk ikut serta memajukan tanah air dalam mewujudkan energi baru terbarukan,” kata Arbi yang dikenal sebagai pengusaha sukses asal Bangka Belitung itu.

PT Bersahaja sendiri beberapa waktu lalu telah menandatangani perjanjian kerja sama (PKS) dengan Kemenko Marves dan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) untuk pengembangan industri hilir logam tanah jarang (LTJ), fosfat, thorium, dan uranium.

“Semakin semangat dalam berkarya dan akan terus berinvestasi mewujudkan industri-industri inovatif di Indonesia, salah satunya adalah smelter Titanium pertama di Indonesia yang sedang dibangun di Provinsi Bangka Belitung, dan diharapkan dapat segera terselesaikan,” jelas Arbi yang saat ini sedang membangun pabrik smelter titanium pertama di Indonesia dengan menerapkan energi baru terbarukan.

Sementara itu, Menteri Investasi/Kepala BKPM RI, Bahlil Lahadalia dalam kesempatan yang sama mengatakan investasi yang didorong untuk hilirisasi merupakan teknologi yang ramah lingkungan dan kekinian.

“Pemerintah dan dunia usaha harus sejalan, baru kita bisa menuju Indonesia emas yang paten. Kami Indonesia bebas karena mengenal ekonomi bebas aktif, selama mengikuti perundang-undangan dan aturan yang berlaku,” kata Bahlil.

Indonesia, kata Bahlil, sudah menghentikan ekspor raw material nikel dikarenakan dalam prosesnya tidak berdasarkan lingkungan yang baik, sehingga banyak ditentang oleh negara luar dan Uni Eropa.

“Salah satu alasan kami tidak ekspor raw material, karena proses yang harus dilakukan berdasarkan lingkungan yang baik. Hilirisasi kita pakai energi baru terbarukan baru kami ekspor kepada dunia, malahan kami dibawa ke Word Trade Organization (WTO),” tutup Bahlil