JAKARTA, metro7.co.id – Anggota Komisi XI DPR RI, Syamsul Bahri meminta agar Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan lembaga pembiayaan benar-benar siap mengantisipasi fenomena pinjaman online (pinjol).

Apalagi, katanya, saat Ramadan dan jelang hari raya idul fitri, tren penyaluran pembiayaan ini diprediksi bakal meningkat.

“Tolong ini benar-benar diperketat pengawasannya, jangan sampai muncul korban lain dan menjadi permasalahan nasional,” jelas Syamsul saat kunjungan kerja spesifik di Bogor, Kamis (14/3).

Terutama pinjol berstatus non-OJK tapi mengeklaim OJK. “Di Kalsel dapil saya, sudah dua orang yang bunuh diri,” ujarnya.

Kasus pertama di Banjarmasin. Pertengahan tahun lalu, pemuda bernama Rizki beraksi nekat lantaran terlilit pinjol.

Maret sebelumnya yang juga bertepatan dengan Ramadan 2023. Seorang warga Desa Simpur, Kabupaten HSS nekat menghabisi nyawanya sendiri. Ia tak tahan dengan tagihan pinjol.

“Seakan tak cukup. Di pengujung tahun, seorang mahasiswi asal Banjarmasin juga nekat mengakhiri hidup. Sebab tagihan-tagihan pinjolnya yang terus membengkak,” bebernya.

Syamsul juga meminta kepada masyarakat agar lebih jeli. Cek legalitas entitas pinjol. Serta, besaran pinjaman disesuaikan dengan kebutuhan. Literasi digital juga harus ditingkatkan.

“Pertumbuhan pinjol jangan sampai memanfaatkan kesulitan ekonomi masyarakat,” pinta pria asal Batulicin itu.