TANJABTIM, metro7.co.id – Harga komoditi Tandan Buah Segar (TBS) sawit di Kabupaten Tanjung Jabung Timur (Tanjabtim), mengalami stagnan. Pasalnya, meski kenaikan harga TBS di Tanjabtim masih seperti biasa, tapi cenderung menurun.

Ikhsan, salah satu petani sawit yang berada di Desa Lambur, Kecamatan Muara Sabak Timur mengatakan, bahwa petani telah mendapatkan kabar melalui berita tentang kenaikan harga TBS sawit. Hanya saja, petani menyayangkan kenaikan tersebut tidak sampai di daerah, mereka hanya sebatas informasi saja yang mereka terima.

“Yang ada malah munurun terus sekarang mas, kemarin paling tinggi harganya sampai Rp 1.300 per kilogram itu paling tinggi. Sekarang turun lagi hanya Rp 1.150 per kilogram di petani,” ujarnya.

Sedangkan kabupaten atau daerah lainnya, lanjutnya, bisa mencapai harga Rp 1.700-1.800 per kilogram di pabrik, sedangkan untuk harga di Ram sendiri hanya 1.475 saja.

“Di muara bulian saja misalnya, bisa mencapai Rp 1.725,” sebutnya.

Ketika disinggung faktor dan penyebabnya, para petani tidak tahu pasti. Hanya saja, alasan klasik yang selalu disampaikan kalau buah sawit hasil dari Tanjabtim tidak memiliki kualitas yang bagus (jelek). Itu yang mengakibatkan harga anjlok di pasaran.

“Ada juga katanya karena faktor usia sawit yang belum maksimal dipanen sudah dipanen. Tapi di Tanjabtim juga banyak usia sawit yang sudah puluhan tahun dengan tinggi 7-8 M hasil jual buahnya juga sama tidak jauh beda,” jelasnya.

Kalau sekarang sawit kecil (muda) pun sama dengan sawit tua harganya, tapi tidak dipungkiri jenis sawit Tanjabtim Diakuinya kurang bagus. “Dari hasil minyaknya terbilang sedikit,” tambahnya.

Para petani berharap, permasalahan ini agar segera mendapatkan solusi dari pihak pemerintah. Sehingga kedepan jika terjadi kenaikan harga TBS sawit para petani Tanjabtim tidak hanya sekedar mendapat info dan jadi penonton saja. *