KABUPATENBOGOR, metro7.co.id – Wakil Kepala Sekolah SMPN 03 Gunung Sindur Kabupaten Bogor, Sunardi.S.Pd.M.Pd menyatakan siap untuk melaksanakan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) secara tatap muka dengan mengajak seluruh siswa untuk tetap mematuhi Prokes (protokol kesehatan) dengan menerapkan 3 M, yakni mencuci tangan dengan sabun, memakai masker, dan menjaga jarak jika pemerintah awal tahun 2021 memberikan ijin belajar secara tatap muka, ungkapnya kepada media ini, Selasa (08/12/2020).

Meskipun pandemi virus covid-19 masih ada, namun keinginan orangtua yang terus disampaikan kepada sekolah agar kegiatan belajar mengajar tidak dilakukan secara daring, tentu menjadi pertimbangan dan itu perlu disampaikan ke dinas pendidikan selaku instansi yang berwenang memberikan ijin.

“Jika nanti diperbolehkan ijin, kita juga akan minta pernyataan izin tertulis dari orangtua siswa, dan mudah mudahan sesuai rencana Pemerintah melalui menteri pendidikan, bahwa untuk KBM tatap muka disekolah akan dilakukan awal Januari 2021 dan pihak sekolah telah mempersiapkan sarana protokol kesehatan, antara lain westafle tempat cuci tangan, alat pengukur suhu badan, masker, hand sanitizer alat semprot disinspektan serta menjaga jarak yang akan diterapkan di SMPN 03 Gunungsindur, tentu yang telah diverifikasi oleh dinas maupun lembaga yang menangani wabah pademi virus corona itu,” tegasnya.

Lebih lanjut dikatakannya pihak sekolah harus mengantongi ijin dari bupati Bogor, Dinas Pendidikan, Dinas Kesehatan, Camat, Kapolsek, Puskesmas, dan tidak kalah pentingnya adanya verifikasi dari lembaga terkait yaitu gugus penangan covid 19 tingkat daerah baru ditambah surat pernyataan izin KBM dari masing masing orang tua murid.

“Pihak sekolah harus mengantongi beberapa ijin kita siap melaksanakan KBM tatap muka dengan protokol kesehatan yang ketat disertai pengawasan cukup dari guru yang bertugas,” ujar Sunardi Wakasek SMP 3 Gunung Sindur.

Dikatakannya juga bahwa pihak sekolah sebenarnya menginginkan belajar secara tatap muka, karena melalui daring, banyak hal hal yang tidak bisa disampaikan, yang paling mengganggu adalah masalah jaringan yang suka lemot dan terkadang terputus, dan juga siswa tidak semuanya memiliki handphone untuk digunakan sebagai sarana belajar.

“Saya berharap semoga awal tahun 2021, keputusan untuk belajar secara tatap muka terwujud,” harapnya.