KOTA TASIKMALAYA, Metro7.co.id – Pembangunan Poliklinik RSUD dr Soekardjo yang menjadi mega proyek Pemerintah Kota Tasikmalaya pada tahun 2021 dengan total anggaran Rp 32 miliar ini banyak kalangan menilai berhenti di tengah jalan karena refocusing dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat.

Dalam Kesempatan itu, Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum membantah bahwasanya pembangunan ini tidak mangkrak, kalau mangkrak identik dengan biaya sudah dikeluarkan tetapi tidak tamat atau tidak manfaat.

“Disaat pembangunan sedang berjalan dengan anggaran Rp 32 miliar di refocusing sehingga tinggal Rp 15 miliar, untuk fisiknya sekitar Rp 13,8 miliar,” katanya kepada awak media saat kunjungan ke RSUD dr Soekardjo, rabu (9/2).

Artinya, bebernya, masyarakat jangan menilai pembangunan ini mangkrak karena uang habis tidak benar, tetapi memang kenyataan seperti ini.

“Insya Allah kami akan memperjuangkan minimal di perubahan atau di 2022 akhir nanti akan ada pembangunan lagi karena tempat poliklinik sudah dibongkar yang lama, sementara yang ini belum selesai akhirnya numpuk ditempat yang lain,” terangnya.

“Apalagi yang namanya kesehatan menjadi pemikiran bersama karena kesehatan merupakan indikator dominan dalam IPM pembangunan ini,” tambahnya.

Sementara itu, Dirut RSUD dr Soekardjo dr Budi mengatakan, pembangunan Gedung Poliklinik jadi gedung ini awalnya pembangunan di bulan oktober 2021 dengan anggaran Rp 32 miliar tiba-tiba pertengahan bulan november ada refocusing dari Rp 32 miliar menjadi Rp 15 miliar efektif untuk fisiknya Rp 13,8 miliar.

“Memang terjadi refocusing nya ditengah-tengah tidak kita sangka,jadi hasil akhir anggaran Rp 13,8 miliar hanya untuk struktur saja tidak sampai gedung yang bisa kita manfaatkan,” jelasnya.

Kemudian, di akhir pembicaraan, syukur dari Wagub akan mengupayakan. “Supaya bisa muncul kembali anggarannya melalui mekanisme anggaran perubahan 2022,” pungkasnya.