BREBES, metro7.co.id – Karyawan RSUD Brebes diketahui mengikuti kegiatan outbond yang diadakan pada mulai Jumat 24 Februari 2023.

Namun kegiatan itu mendapat sorotan dan protes dari aktivis dan masyarakat lantaran dinilai tidak memenuhi kepatutan di tengah minim anggaran dan miskin extrim.

Lebih-lebih setelah video tiktok yang menunjukan keceriaan karyawan RSUD saat sedang dalam perjalanan di bus wisata diunggah di grup Facebook.

Komentar miring pun terlontar dari para netizen. Seperti yang ditulis @ilham suyekti, “Edannn ahh bisa  joged joget,”. “Esuk ngarange pan scan wong tua kayane bisa ora yang neng RSUD,” tulis @May Oats.

Tidak hanya menjadi bahan bibir di media sosial, kegiatan itu juga mendapat protes dari aktivis.

Deden Sulaiman, salah satu aktivis Brebes menyayangkan kegiatan tersebut yang menurutnya perlu dievaluasi pengelolaan keuangan BLUD.

“BLUD bertujuan untuk memberikan layanan umum secara lebih efektif, efesien dan bertanggung jawab dengan praktek bisnis yang sehat untuk membantu pencapaian tujuan pemerintah dengan kewenangan didelegasikan oleh kepala daerah,” katanya.

“Dalam konteks BLUD Brebes, mestinya ada keseimbangan antara pengelolaan keuangan BLUD dan PAD sebagai asas keadilan dan pemerataan, bukan sebaliknya. Ini perlu evaluasi total sistem pengelolaan keuangan BLUD,” tambahnya.

Sementara pihak RSUD Brebes melalui Wakil Direktur, dr Sri Niti ditemui media mengatakan, giat tersebut merupakan reward kepada karyawan yang selama ini telah bekerja maksimal.

“Kami rasa kegiatan itu wajar, karena di rumah sakit di Kabupaten lain juga melakukan hal sama, dan ini merupakan penghargaan kepada karyawan yang telah bekerja penuh waktu, terutama saat menghadapi pasien Covid-19,” katanya.

Ia juga menilai tidak ada yang salah dengan penggunaan anggaran, mekanisme sudah sesuai.

“Anggaran kami gunakan Dana BLUD yang sudah diplotkan satu tahun sebelumnya melalui alokasi dana BLUD untuk peningkatan SDM, bukan menggunakan anggaran APBD, dan ini pun sudah mendapat izin dari pak Pj Bupati, jadi semua mekanisme ini sudah hal yang biasa,” bebernya.

“Dan miskin extrim memang menjadi sebuah perhatian, tapi rumah sakit berbuat seperti ini bukan yang berlebihan, kalau habis akreditasi akreditasi apalagi kami bentuknya harus mempertahankan paripurna tentu setelah bekerja penuh waktu butuh refreshing,” tegasnya.

Sementara salah satu peserta giat outbond, Ambarwati yang juga Badan Pengawas (Banwas) RSUD Brebes mengaku kecewa dengan kegiatan tersebut, selain pihaknya hanya diberitahukan dua hari sebelum pemberangkatan, randomnya juga tidak sesuai.

“Dalam hal ini untuk keJogja saya ngak ngerti, tahu tahu dua hari sebelum wisata saya dikabari sama Kabag keuangan berupa pengumuman hal yang seperti ini sudah izin ke pak PJ Bupati,” jelasnya.

Ia bersama peserta lain juga sempat kecewa lantaran randomnya dirubah tanpa persetujuan bersama.

“Di Jogja kami sempat kecewa lantaran hampir peserta menginginkan ke wisata Malioboro sesuai dengan random, tapi atas kemauan Kabag Keuangan tidak dipenuhi,” ujarnya.

Namun meski merasa kecewa, Ambar yang sebagai Banwas mengaku sependapat dengan pihak rumah sakit memberikan reward kepada karyawan untuk melakukan giat refresing.