BREBES, Metro7.co.id – Sejumlah UMKM yang berjualan di acara Bazar dan Kuliner gelar produk UMKM di Islamic Center Brebes menyambut baik acara yang diselenggarakan Pemda Brebes dalam memeriahkan HUT Brebes ke-344.

Salah satu peserta bazar, Sugiharti pelaku produk UMKM dari Desa Luwungragi Brebes bersyukur dan senang atas bazar itu.

“Selain itu, kami juga bisa memperkenalkan produk, sekaligus dapat fasilitas gratis,” beber Sugiharti yang menjual sembako tersebut saat ditemui di lokasi.

Ia juga menyebutkan, hasil dari penjualan meningkat, bahkan ia sangat berterima kasih stand yang disediakan gratis.

“Tenda yang kami tempati, terutama bagi pelaku UMKM ini gratis, alhamdulillah UMKM sangat diperhatikan Pemerintah Daerah,” tuturnya.

Senada dengan penjual cilok besar, Siti Watianah. Menurutnya, jualan di bazar yang disediakan Pemkab brebes sangat membantu omzet pendapatan, bahkan dirinya yang merupakan warga tegal rela mendapatkan stand untuk berjualan.

”Kami sering jualan di bazar seperti ini, sudah 16 kali berjualan di acara seperti ini, dan saya rasa di sini paling menguntungkan, meski kami harus bayar tempat itu tidak jadi masalah, karena hasil penjualan bisa menutup untuk biaya tempat,” ungkap Siti yang menempati tenda berbayar.

Sedangkan, Jarukhi warga Desa Sigambir, penjual baso yang biasanya mangkal di Komplek Rumah Sakit Permata Insani ini juga bersyukur pendapatannya yang sebelumnya satu hari hanya mendapat Rp200 ribu.

“Alhamdulillah, perhari kami bisa mendapatkan di atas Rp700 ribu,” kata Jarukhi yang menempati tempat tidak berbayar.

Sementara Muhani salah satu orang yang di percayakan mengelola tempat dan pedagang mengatakan, ia ditugaskan dan dipercaya oleh pemerintah melalui Dinas Koperasi untuk membantu mensukseskan acara.

“Dalam penyediaan tempat, kami diminta menyediakan dengan biaya terjangkau oleh peserta bazar, bahkan kami juga memberikan tempat gratis bagi pelaku UMKM,” jelasnya.

Pihaknya menerapkan biaya tempat dari Rp1 juta hingga Rp1,8 juta dan itu diterima serta disepakati para pedagang, bahkan mereka banyak tertolak karena keterbatasan penyediaan tempat.

“Biaya tersebut selain penyewaan tempat, listrik dan lainnya juga sebagai subsidi silang dari 15 tempat yang di tempati pelaku UMKM, karena dari 15 tempat tersebut kami gratiskan,” pungkasnya.