TEGAL, Metro7.co.id – Aksi unik dilakukan para mahasiswa Politeknik Harapan Bersama (PHB) Kota Tegal, alih-alih melakukan aksi demo tuntut perbaikan jalan, mereka justru sumbangkan material satu dam truk pasir dan batu, Selasa (4/1).

Aksi simpatik yang dilakukan mahasiswa PHB sontak membuat simpatik warga.
“Saya mendukung aksi mereka (Mahasiswa, red) selain mereka mewakili keinginan warga, juga cara mereka melakukan aksinya sangat bersimpati,” ujar warga Pesurungan Kota Tegal, Darmu (49).

Salah satu pengguna jalan, Andi (32) pun ikut berkomentar. “Saya sering melewati jalan ini, memang jalan ini layak untuk segera diperbaiki, dulu motor saya sendiri pernah mengalami tergelincir,” ungkapnya.

Sementara dalam aksinya, para mahasiswa PHB Kota Tegal menggelar aksi damai di jalan mataram sisi timur Terminal Kota Tegal menyuarakan segera diperbaiki jalan di sekitar terminal Kota Tegal.

Menurut mereka, jalan yang sudah rusak berat tersebut banyak berlubang dan membahayakan pengguna jalan serta menghambat kelancaran lalulintas.

Sayangnya jalan yang rusak tersebut masih saja dilalui kendaraan kendaraan bertonasi besar, dikatakanaya selama 2 tahun jalanan yang rusak tidak kunjung ada perbaikan yang berarti.

“Akibat kecelakaan di jalan ini, beberapa kawan mahasiswa kita, bahkan ada yang mengalami luka permanen, sampai gegar otak dan patah tulang akibat jatuh karena lewat jalan yang rusak ini,” kata Ketua BEM Politeknik Harapan bersama Ilham Randiansyah.

Ditambahkan Ilham, “Hal ini pun sudah tertuang dalam undang-undang, sebagaimana Pasal 24 ayat 1 Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan disebutkan, penyelenggara jalan wajib segera dan patut untuk memperbaiki jalan rusak yang dapat mengakibatkan kecelakaan lalu lintas,” jelasnya.

Sementara, Wakil Ketua BEM PHB, Abdul Syukur menuturkan “Ekonomi masyarakat lumpuh. Bagaimana jika ada masyarakat yang harus dibawa ke RS jika jalanan rusak? Apakah harus memutar lebih jauh Sedangkan jalan arah rumah sakit seharusnya melewati jalan itu,” kata Abdul.

“Sebenarnya kami tidak ingin turun ke jalan Namun suara kami tidak didengarkan. Kami turun ke jalan agar suara kami didengar oleh pemerintah,” tambahnya.

“Ketika kampanye, pemerintah berjanji untuk memperhatikan masyarakat. Saat ini jalanan rusak,Tapi dimana pemerintah? Apakah kami harus jadi korban selanjutnya?,” pungkas Ilham.