BREBES, metro7.co.id – Aksi masa bersama elemen masyarakat menggerudug kantor DPRD Brebes sekitar pukul 11.00 Wib siang, Senin (4/9).

Masa aksi yang menamakan diri Aliansi Masyarakat Brebes Menuntut dari berbagai elemen masyarakat, seperti HMI, Sapma PP, GMNI, PMII, para nelayan dan lainnya.

Aksi pendemo tiba di depan kantor DPRD Brebes sekitar pukul 11.00 Wib dan langsung menggelar orasi.

Masa datang bergerombol sambil menyuarakan tuntutan mereka. Sebelum melakukan aksi, mereka melakukan longmarch dari stadion Karangbirahi menuju kantor DPRD Brebes.

Terdapat satu mobil komando yang menyuarakan penolakan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) dan melakukan orasi diatas mobil.

Sejumlah atribut unjuk rasa juga dibawa oleh para demonstran berupa bendera organisasi beserta spanduk-spanduk yang bertuliskan nada penolakan dan kritikan.

Sebelum memulai orasi, koordinator aksi meminta para peserta aksi untuk merapatkan barisan agar demo tersebut berlangsung secara tertib.

Kordinator aksi, Jepri Supriyanto saat orasi menyebutkan beberapa tuntutan. “Kami aliansi masyarakat brebes menuntut bersikap, menolak secara tegas kebijakan kenaikan harga BBM,” bebernya.

Menurutnya, Pemerintah Daerah harus menaikan UMK Brebes sebesar 30 persen. Harus melibatkan masyarakat dalam pembahasan anggaran.

“Kami mendesak pemerintah untuk serius dan sungguh-sungguh memberantas mafia BBM. Pemerintah daerah harus mendesak pemerintah pusat untuk mengevaluasi kebijakan kenaikan BBM,” ungkapnya.

Kemudian, mendesak pemerintah untuk segera menerapkan kebijakan subsidi tepat sasaran. Mendesak Pemerintah untuk mengintruksikan KPK memerikaa dugaan adanya penyelewengan distribusi BBM.

“Menolak pengalihan kebijakan subsidi BBM ke BLT. Pemerintah harus menaikan harga hasil tangkapan nelayan,” kata Jepri dalam orasinya.

Para pendemo ini ditemui Bupati Brebes Idza Priyanti, Sekda Djoko Gunawan, dan pimpinan DPRD.

Aksi masa sempat terjadi adu mulut lantaran mahasiswa mendesak Bupati Brebes menandatangani dukungan terkait tuntutan mereka.

Namun tanpa alasan yang jelas, Bupati enggan menandatangani meski akhirnya menerimanya.

“Kami prihatin atas kebijakan menaikan BBM, kami akan meneruskan aspirasi masyarakat ke pusat,” ujar Bupati singkat saat didesak nyatakan sikap.

Sementara akibat aksi ini akses kendaraan dari arah barat ke timur sempat tertutup. Petugas berusaha mengalihkan arus lalu lintas kendaraan ke lajur selatan.

Namun tidak mengakibatkan kemacetan total. Petugas dari Polres Brebes juga berusahan memberi kesejukan suasana dengan menawarkan dan memberikan air mineral kepada pendemo yang terlihat kepanasan.