BREBES,metro7.co.id – Peristiwa tiap tahun banjir rob bukanlah hal yang langka bagi warga pesisir pantai utara, khususnya warga di Desa Randusanga, Kabupaten Brebes.

Wilayah mereka selalu diterpa banjir rob tiap tahun akibat penurunan permukaan tanah dan kenaikan pasang air laut.

Terdapat 795 rumah warga terendam banjir rob dan 1416 Kepala Keluarga (KK) terdampak ketinggian rob yang masuk kerumah warga hingga 40 cm, sebagian besar rumah yang dekat dengan sungai Sigelang menuju wisata Pantai Randusanga Indah (Par’In) beberapa waktu lalu.

Namun rob kali ini dianggap paling parah, bahkan wilayah bibir pantai wisata Par’in ketinggian rob mencapai hingga 1 meter lebih.

Akibat tersebut, pasca banjir rob, wisata Par’in terbelah, lantaran membentuk sungai kecil di sebelah timur disisi rumah makan Bang Jarot hingga sedalam pusar orang dewasa.

“Terbentuknya sungai baru akibat banjir rob, tadi saya penasaran dan mencoba menyebrang, dan ternyata cukup dalam sekitar pusar saya,” tutur warga yang sedang menata kembali usahanya.

Sementara pemilik rumah makan, Kacung menyebutkan, ia mengalami kerugian hingga belasan juta lantaran barang-barang elektronik dan lainnya tak terselamatkan.

“Kami mengalami kerugian cukup lumayan dimana barang barang elektronik dan lainya terendam akibat banjir rob, bahkan untuk penataan kembali usai banjir rob, kami harus mengeluarkan biaya lagi cukup besar, kami taksir potensi kerugian kami hingga mencapai Rp20 juta,” tutur Pak Kacung.

“Kami berharap pemerintah tanggap dan segera ada perhatian khusus, terutama bagaimana penanganan pasca banjir rob di wisata Par’in, terutama dibibir pantai di pasang pemecah ombak,” lanjutnya.

Senada dengan Kacung, Slamet Maryoko (Bang Jarot), salah satu pelaku usaha di Par’in mengungkapkan, pasca banjir rob kali ini selain merendam pemukiman warga juga merusak gubug-gubug pelaku usaha.

“Selain itu infrastruktur di wisata Par’in yang membuat potensi kerugian cukup besar yang tak bisa dihitung lagi dan akibatnya juga membentuk sungai baru yang membelah wilayah wisata Par’in,” tutur Slamet Maryoko, Senin (31/5).

Menurutnya, dari sekitar 70 an pelaku usaha di sekitar obyek wisata Par’in, ia merinci mengalami kerugian dari angka Rp5 juta hingga Rp20 juta, bahkan rumah makan miliknya ditaksir mengalami hampir ratusan juta lantaran posisinya di seberang terbentuknya sungai tersebut, terpaksa harus tutup.

Sayangnya, bebernya, hingga saat ini Pemerintah belum ada perhatian khusus menangani pasca banjir rob, bahkan melakukan kunjungan dari pihak terkait belum pernah dilihatnya.

“Kami menyayangkan dari Dinas dan pihak Pemkab Brebes terkait belum melakukan perhatian khusus bagaimana melakukan penataan kembali pasca banjir rob, kami berharap pemerintah bisa memberikan solusi atas permasalahan banjir rob yang terjadi. mungkin salah satunya dengan meningkatkan dan meninggikan infrastruktur serta membuat pemecah ombak,” ujar Bang Jarot.

Bang Jarot juga menyayangkan dan menyebutkan dana pembangunan infruktur yang sebelumnya telah dialoksikan untuk penataan obyek wisata Par’in tidak bisa di realisasikan.

Ia berharap dengan bencana banjir rob kali ini yang jelas jelas merusak wilayah obyek wisata Pantai Randusanga Indah,dapat segera di realisasikan guna penataan kembali.

Ia juga meminta sementara biaya masuk di tiadakan dulu, pasca bencana banjir rob, guna meningkatkan pengunjung kembali, kami berharap untuk sementara biaya masuk pengunjung di tiadakan dulu.

“Hal itu selain dapat menarik pengunjung kembali, juga merupakan promosi yang efektik,” tutupnya.