TEGAL, meteo7.co.id – Peringatan Hari Santri (HSN) 2020 di masa pandemi ini menjadi momentum yang tepat untuk mengambil satu resolusi sikap melawan Covid-19 dengan memutus rantai penularannya. Pernyataan tersebut disampaikan Bupati Tegal Umi Azizah usai menggelar upacara peringatan HSN 2020 di halaman belakang Kantor Bupati Tegal, Kamis (22/10/2020) pagi.

Umi mengatakan, fatwa resolusi jihad yang disampaikan KH Hasyim Asy’ari tepat 75 tahun silam untuk mengobarkan semangat juang para santri dan arek-arek Surabaya sehingga pecah pertempuran Surabaya bisa menjadi pembelajaran penting di masa pandemi Covid-19 ini.

“Semangat kebersatuan yang terbangun kala itu sangat dibutuhkan saat ini demi memutus rantai penularan Covid-19. Caranya adalah dengan resolusi sikap, merubah sikap waspada pada penularan virus corona, merubah perilaku agar disiplin menerapkan protokol kesehatan,” kata Umi usai menyerahkan hadiah ke pemenang lomba hadroh dan lomba qiroatul kutub.

Umi menekankan, jihad santri hari ini adalah bersatu menanggulangi pandemi Covid-19 dengan menguatkan diri bersama jaringannya untuk melindungi diri sendiri dan keluarga serta menjaga keselamatan orang lain. Dimulai dari disiplin memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan dengan sabun.

“Mungkin saja jalan kita masih panjang, sehingga masih banyak yang harus kita perjuangkan di masa sulit ini. Tapi hari ini, kita harus belajar dari kedisiplinan para santri dalam menuntut ilmu, beribadah dan menjaga kebersihan dirinya. Dan itu sejalan dengan tema Hari Santri tahun ini, yaitu santri sehat, Indonesia kuat,” kata Umi.

Sementara itu, membacakan amanat Menteri Agama pada peringatan HSN 2020 ini, Umi mengatakan bahwa pesantren adalah entitas yang rentan terhadap penularan Covid-19. Sebab, keseharian dan pola komunikasi para santri yang terbiasa tidak berjarak antara satu dengan lainnya rentan dengan penularan virus. Akan tetapi, pengalaman beberapa pesantren yang berhasil melakukan upaya pencegahan, pengendalian dan penanganan dampak pandemi Covid-19 menjadi bukti nyata bahwa pesantren juga memiliki kemampuan di tengah berbagai keterbatasan fasilitas yang dimilikinya.

“Modal utamanya adalah tradisi kedisiplinan yang selama ini diajarkan kepada para santri, keteladanan dan sikap kehati-hatian kiai dan pimpinan pesantren, karena mereka tetap akan mengutamakan keselamatan santrinya dibanding lainnya. Terimakasih kepada seluruh santri Indonesia atas peran dan kontribusinya kepada umat, bangsa dan negara,” ucap Umi.

Usai upacara, Umi bersama Wakil Bupati Tegal Sabilillah Ardie berkesempatan menyerahkan hadiah senilai Rp 10.5 juta kepada para pemenang lomba hadroh dan lomba qiroatul kutub dari Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Kabupaten Tegal. Juara pertama lomba hadroh diraih santri dari pondok pesantren (Ponpes) Ma’hadut Tholabah, juara dua diraih santri Ponpes Al Fathku dan juara ketiga dari Ponpes Hasyim Asy’ari. Sementara untuk lomba qiroatul kutub, juara pertama dimenangkan oleh Ponpes Tarbiyatul Mubtadiin, juara kedua Ponpes Al Fajar dan juara ketiga Ponpes Tarbiyut Tholibin. Masing-masing pemenang juara satu untuk kedua lomba tersebut mendapat hadiah sebesar Rp 2 juta, juara dua Rp 2 juta dan juara tiga Rp 1,5 juta.