Dua Rumah Sakit Kabupaten Tegal Kelebihan Daya Tampung Pasien Covid-19
KABUPATEN TEGAL, metro7.co.id – Saat ini ada pergeseran gejala pada seseorang yang terinfeksi Covid-19. Jika dulu lebih didominasi gejala seperti demam, batuk, pilek dan sesak nafas sebagai ciri khas Covid-19, maka sekarang banyak ditemukan gejala anosmia atau kehilangan indera penciuman dan indera perasa.
“Gejala yang menguat pada pasien Covid-19 sekarang adalah kehilangan indera penciuman, termasuk indera perasa dimana orang yang terinfeksi tidak merasakan bau dan juga rasa pada makanan ataupun minuman. Ada tambahan pula sekarang, badan pegal dan disertai diare, serta kehilangan selera makan atau makan tidak enak,” katanya.
Hal itu disampaiakan oleh Jubir penanganan Covid-19 Kabupaten Tegal, dr. Joko Wantoro. Dari pantuan pihaknya pada sejumlah rumah sakit di Kabupaten Tegal, sudah terjadi over capacity atau kelebihan daya tampung pasien suspek, probabel maupun positif Covid-19 di ruang isolasi di dua rumah sakit. Dari kapasitas 86 tempat tidur yang tersedia di RSUD dr. Soeselo Slawi, sudah terisi 93 orang. Sementara dari 36 tempat tidur yang tersedia di RSI PKU Muhammadiyah, Singkil, Adiwerna sudah terisi 39 orang.
“Total saat ini kami ada 278 tempat tidur untuk menampung pasien suspek, probabel dan konfirmasi di sembilan rumah sakit. Dari kapasitas tersebut, sudah terisi 232 pasien. Ada dua rumah sakit yang sudah over capacity, namun ada pula yang masih bisa menampung. Yang sudah kelebihan pasien kita alihkan ke yang masih bisa menampung, tentunya dengan memperhatikan kondisi pasien karena fasilitas penanganan dan dukungan sumber daya rumah sakit berbeda-beda. Ada yang hanya untuk menampung pasien dengan gejala ringan, tapi ada pula yang kita konsentrasikan untuk mereka yang sudah berat, seperti harus memakai ventilator untuk alat bantu nafas,” ujarnya.
Dengan demikian, lanjut Joko, akumulasi jumlah kasus positif Covid-19 di Kabupaten Tegal sampai dengan saat ini sudah mencapai 944 orang, dimana 830 orang sudah dinyatakan sembuh, 48 orang sedang menjalani perawatan dan 66 orang meninggal dunia.
“Secara akumulasi, jumlah kasus konfirmasi di Kabupaten Tegal adalah tertinggi ke-20 di Jawa Tengah. Jadi keliru jika ada anggapan jumlah kasus kita adalah yang tertinggi di Jawa Tengah. Secara fluktuasi dalam minggu-minggu terakhir ini mungkin iya, karena kami agresif dalam melakukan pelacakan kontak erat dan menemukan kasus. Kami tidak membiarkan temuan kasus di lapangan. Setiap kali ada satu orang yang positif, maka kami lacak keberadaan kontak eratnya dan lakukan tes, begitu seterusnya sampai rantainya terputus, tidak menghasilkan penularan baru lagi,” pungkasnya.