Ngaku Ajudan Panglima TNI, Tentara Gadungan Tipu Calon Tentara
BREBES, metro7.co.id – Slamet Iskandar Syah (SIS) aksi kejahatanya akhirnya terbongkar setelah diketahui menipu korbannya.
SIS mengaku sebagai anggota TNI-AD dari kesatuan Kopassus dan mengaku ajudan Panglima TNI.
Dikatakan Danramil Songgom Kapten Infanteri Sutarno, awal penangkapan karena Babinsa setempat menerima laporan dari Kadus setempat Damanhuri, di kampungnya ada anggota TNI yang berpangkat Letnan Dua (Letda) Infanteri, meminta izin akan akan melangsungkan pernikahan secara militer yaitu pedang pora di Hotel Grand Dian Brebes tanggal 23-24 Maret 2022.
“Mendapatkan laporan itu, tanggal 21 Maret 2022, Babinsa setempat dan anggota unit intel Kodim Brebes wilayah Kecamatan Songgom, langsung melakukan penyelidikan awal untuk meyakinkan informasi tersebut,” terangnya, Selasa (22/3).
Lanjutnya, setelah diadakan penyelidikan ditemukan adanya kejanggalan pada surat undangan pernikahan yang mencantumkan kehadiran Panglima TNI beserta para pejabat lainnya itu, kemudian akhirnya SIS bersama calon istrinya yang sedang hamil, Suci Damayanti (SD) alamat Kebon Jeruk Jakarta Barat, dibawa ke staf intel Kodim Brebes pada pukul 16.00 WIB untuk dilakukan pendalaman.
Sementara disampaikan Dandim Brebes melalui Pasi Intel, Kapten Infanteri Suyatno, saat diinterogasi SIS tidak dapat menunjukan identitas sebagai anggota TNI, maka selanjutnya dilakukan BAP (Berita Acara Pemeriksaan) dan yang bersangkutan akhirnya mengakui bahwa dirinya adalah tentara gadungan.
Dalam proses BAP, Didi Supardi (DS) selaku guru spiritual SIS juga dihadirkan untuk dimintai keterangan.
“SIS akhirnya mengakui bahwa ia tentara gadungan yang berdinas di Mabes TNI sebagai ajudan Panglima TNI untuk mempermudah aksi penipuan dalam hal werving (rekrutmen TNI),” bebernya.
Ia sebelumnya bekerja sebagai security di Bank BCA Matraman Jakarta. Kemudian untuk SD sendiri mengaku sebagai anak angkat dari Kolonel Infanteri Waris Nugroho, Danrem Madiun, untuk memuluskan aksi SIS. Namun setelah dilakukan pengecekan via telepon, Danrem Madiun tidak mengenal yang bersangkutan.
“Sekitar pukul 18.30 WIB, SIS bersama SD dan DS diserahkan ke Subdenpom IV/Brebes untuk ditindaklanjuti,” tandasnya.
Adapun barang bukti yang ikut diserahkan ke Subdenpom Brebes meliputi 1 stel pakaian PDL TNI yang dibeli di Pasar Senin Jakarta, baret Kopassus, foto yang bersangkutan dengan pakaian dinas TNI, foto Danrem Madiun, KTP TNI palsu yang dibuat di Jakarta dengan NIK dari Kecamatan Songgom, KTP dengan pekerjaan swasta, daftar nominatif siswa Calon Bintara (Caba) PK palsu yang dibuat sindikat yang bersangkutan.
Kemudian dua buah SIM yaitu A dan C, 1 buah kartu fitness, dompet warna hitam, 1 buah kunci sepeda motor berlogo marinir, 1 buah kunci kontrakan berlogo Akmil, 1 unit mobil Avanza type E Nopol F 1129 CQ beserta STNK, kartu BPJS, 5 buah kartu ATM, 1 buah kartu NPWP, 1 buah kartu member Alfamart, slip bukti transfer uang sejumlah Rp50 dan Rp60 juta, 1 buah tas pinggang hitam, 1 buah tas perempuan warna hitam, sebuah dompet merah, serta uang cash Rp26,5 juta.
Petugas juga melakukan pengecekan terhadap ponsel SIS untuk mencari informasi terkait jaringan sindikatnya itu. Untuk foto-foto SIS menggunakan baju dinas TNI yang beredar di media sosial, juga dilakukan penghapusan.
Setelah dilakukan BAP di Subdenpom Brebes, SIS dan kawan-kawan akhirnya dilimpahkan ke Satreskrim Polres Brebes sekitar pukul 21.30 WIB (21/3), dengan laporan penipuan dimana salah satu korbannya yaitu N, anggota Yonif 407/PK dengan nominal uang senilai Rp. 155 juta. SIS menjanjikan anak dari N, lulus Caba PK tahun ini.
Mereka diterima Kanit 1/Pidum Reskrim Polres Brebes, Aiptu Titok Ambar Pramono.