Aktivis Semarang Tolak Vaksin Berbayar
SEMARANG, metro7.co.id – Program vaksin gotong royong berbayar bagi warga mengundang pro dan kontra di kalangan masyarakat. Tak jarang pula menolak dengan keputusan vaksin yang diperjual belikan itu.
Salahsatunya penolakan datang dari aktivis yang tergabung dalam Lembaga Cegah Kejahatan Indonesia (LCKI).
Doni Sahroni. SH, Ketua Lembaga Cegah Kejahatan Indonesia (LCKI) menegaskan pihaknya sangat sangat tidak setuju adanya vaksinasi berbayar.
“Ini sangat tidak rasional. Tidak memiliki rasa sensitivitas sama sekali terhadap situasi dan kondisi rakyat kecil saat ini,” kata Doni Sahroni pada wartawan di Semarang Jawa Tengah, Rabu (21/7/2021).
Menurutnya, situasi rakyat saat ini sedang susah dan sangat terdampak dari adanya kebijakan pemerintah PPKM Darurat.
“Maka kebijakan vaksinasi berbayar sesungguhnya sangat kontra produktif dengan program pemerintah itu sendiri, dimana selalu mendengungkan bahwa rakyat agar segera divaksin (gratis) dalam hal melawan pendemi covid 19 ini,” ujarnya.
Pengurus Majelis Pimpinan Cabang (MPC) Pemuda Pancasila Kota Semarang itu jadi teringat akan teori dagang, ketika barang itu sudah menjadi kebutuhan yang penting, maka berapapun orang akan membeli nya.
“Ketika rakyat sudah membutuhkan vaksin bahkan berebut dan antri untuk divaksin, keluar kebijakan vaksin berbayar. Maka jangan salahkan rakyat ada sebagian yang beranggapan bahwasanya ini sebetulnya ujungnya adalah bisnis dan pemerintahan sedang berdagang dengan rakyatnya,” ungkap Doni.
Doni mencontohkan ketika rakyat sudah begitu memerlukan vaksin muncul vaksin berbayar atau dijual. Ketika dilapangan rakyat memerlukan obat obatan, obat itu menghilang diperedaran. Dan ketika rakyat butuh oksigen, oksigen mengalami kelangkaan. Ujungnya harga oksigen naik.
“Saya berpendapat dalam hal menghadapi permasalahan Covid 19 ini pemerintah harus lebih mawas diri dan intropeksi. Jangan ambil kebijakan yang sama sekali tidak rasional. Tidak memikirkan sendi sendi kehidupan yang lain,” jelasnya.
Aktivis yang juga Koordinator Pegiat Sosial “Gerakan Jum’at Beramal”itu menuturkan, rakyat Indonesia mempunyai kultur, tradisi dan kekuatan tersendiri yang sangat potensial. Sebab itu ia berharap pemerintah jangan selalu mengikuti kebijakan negara lain atau lembaga luar negeri.
“Saya yakin dengan potensi yang dimiliki bangsa Indonesia, bahwa kita bisa melewati permasalahan Covid 19 ini. Semoga kedepan pemerintah lebih bijak dalam mengambil keputusan. Dan semoga permasalahan covid 19 ini segera berlalu,” pungkas Doni.