TEGAL, metro7.co.id – Sanitasi Pedesaan Padat Karya merupakan program yang dibuat atas perintah Presiden Joko Widodo dalam agenda pemerintahan tahun 2018 lalu. 

Pendanaan program sanitasi perdesaan padat karya sendiri berasal dari berbagai sumber seperti Pemerintah Pusat (APBN), Pemerintah Desa, dan Swadaya Masyarakat.

Program ini dibuat guna memberdayakan masyarakat marginal atau miskin yang bersifat produktif berdasarkan pemanfaatan sumber daya alam, tenaga kerja, dan teknologi lokal dalam rangka mengurangi kemiskinan, meningkatkan pendapatan, serta menurunkan angka stunting. 

Melalui pelaksanaan program Sanitasi Perdesaan Padat Karya diharapkan dapat memberikan pemahaman khususnya bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) tentang pola hidup bersih yang dapat menekan angka gizi buruk dan stunting di Indonesia.

Sedangkan maksud dan tujuan program sanitasi perdesaan padat karya ini adalah guna menciptakan lapangan kerja melalui kegiatan pembangunan secara swakelola dan padat karya, memupuk rasa kebersamaan, gotong royong dan partisipasi masyarakat desa, meningkatkan kualitas dan kuantitas pemberdayaan masyarakat desa, mewujudkan peningkatan akses masyarakat miskin, perempuan, anak, dan kelompok marginal kepada pelayanan dasar, dengan berbasis pendekatan pemberdayaan masyarakat, menekan jumlah penganggur, setengah penganggur dan masyarakat miskin, membangkitkan kegiatan sosial dan ekonomi di desa; dan meningkatkan akses sanitasi.

Berdasarkan hal tersebut, dalam keadaan pandemi beberapa lokasi melakukan percepatan pelaksanaan program. Hal ini dilakukan untuk mendorong daya beli masyarakat atau dalam hal ini, meningkatkan lapangan kerja bagi masyarakat. Sehingga masyarakat tetap mendapat pekerjaan serta memperoleh penghasilan di tengah perubahan gejolak ekonomi.

Di wilayah Kabupaten Tegal, ada lebih kurang sepuluh (10) Desa yang mendapatkan bantuan untuk pembangunan Sanitasi Perdesaan. Beberapa desa yang menerima bantuan tersebut telah melaksanakan pembangunannya. Salah satunya Desa Timbangreja Kecamatan Lebaksiu. Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) telah melaksanakan pembangunan hingga 80℅ dari jumlah keseluruhan penerima. Hal tersebut disampaikan oleh Perangkat Desa Timbangreja Slamet Riyadi. “Alhamdulilah pembangunan sudah terealisasi. Meski terkendala karena sering hujan, namun kami tetap melaksanakan dengan sebaik-baiknya,” tutur Slamet.[]