Tempe Busuk Dibagikan dalam Penyaluran Bansos APBN Sembako di Desa Sukareja
TEGAL, metro7.co.id – Fenomena memprihatinkan terlihat pada penyaluran Bantuan Sosial (Bansos) bahan pangan APBN Sembako tahap ke-empat di Desa Sukareja Kecamatan Warureja Kabupaten Tegal. Pasalnya dari beberapa jenis bahan pangan yang rencananya akan disalurkan kepada Keluarga Penerima Manfaat (KPM) bantuan seperti tempe dan buah-buahan sudah tidak layak konsumsi. Tempe dan buah-buahan tersebut sudah terlihat busuk, Jumat (23/10/2020).
Kepala Desa Sukareja, Dulkhalim beserta panitia pembagian bansos tidak bisa menjelaskan perihal adanya bahan pangan yang sudah tidak layak konsumsi tersebut yang didistribusikan di desanya. Dulkhalim mengatakan, jika Pemerintahan Desa hanya sebatas menerima dan menyalurkanya saja kepada KPM.
“Terkait masalah kualitas bahan sembako yang diturunkan ke Desa Sukareja, selaku Pemerintahan Desa kami tidak tahu menahu, karena yang menangani adalah E-warung,” ucap Dulkhalim ketika ditanya wartawan saat berlangsungnya acara pembagian bansos sembako waktu itu.
Menurut pengakuan pendamping bansos APBN Sembako Desa Sukareja, Intan, saat ditanya melalui pesan WhatApps pada Jumat (23/10/2020) sore oleh metro7.co.id perihal adanya bahan pangan bansos APBN Sembako di Desa Sukareja yang sudah tidak layak konsumsi memberikan beberapa keterangan. Menurut intan bahwa selaku pendamping sudah menyampaiakan kepada suplayer perihal adanya bahan pangan yang sudah tidak layak konsumsi.
Intan juga mengatakan jika sebagai pendamping hanya melaksanakan tugas saja, urusan bahan pangan itu urusan suplayer. “Sebelum ada wartawan datang, saya sudah menghubungi suplayer jika ada bahan pangan yang sudah tidak layak konsumsi, nanti akan saya sampaiakan kepada suplayernya, tunggu saja pak, paling nanti suplayernya menghubungi bapak,” jelasnya.
Melalui sambungan seluler pada Sabtu (24/10/2020) siang, salah seorang Kepala Desa wilayah Kecamatan Warureja yang mengaku mengenal pihak suplayer bansos bahan pangan di Desa Sukareja mengatakan sudah mengganti bahan pangan yang sudah tidak layak konsumsi tersebut. “Sudah di ganti yang baru mas,” ucapnya.