WONOSOBO, metro7.co.id – Sore itu, Jum’at pukul 15.30 WIB di ruang tamu, Mad Supyan (77) tampak berjalan pelan menggunakan tongkat kayu, suara lirih terdengar ketika ia meletakkan tongkat di samping tempat duduk ia bersandar, memegang gelas berisi air putih, dan menegukkan sedikit demi sedikit, sambil menceritakan pengalamannya saat operasi katarak yang dideritanya (12/8/2022).

Awalnya Mad Supyan punya keluhan sakit di bagian pelipis atas, tidak jelas saat memandang benda yang jaraknya dekat, siang hari terasa pegal dan pusing, saat cuaca panas, migrain pun tak terhindari.

Dokter memvonis kedua matanya terkena penyakit katarak dan harus di rujuk ke rumah sakit untuk menjalani operasi.

Keadaan ekonomi menjadi permasalahan, hidup berdua dengan sang istri Yatinah (75), ia tidak memiliki cukup uang untuk biaya operasi

Mad Supyan tetap tegar dan bersyukur meski kesehariannya selama ini hanya mengandalkan berkebun Kapulaga dengan hasil yang tidak pasti, kadang mendapat kiriman uang dari anaknya di Jakarta yang kesehariannya bekerja sebagai supir Grab.

“Tadinya masih bisa pergi ke kebun untuk sekedar membersihkan pohon kapulaga, tetapi semenjak mata saya sering sakit, sudah tidak bisa lagi,” kata Supyan saat di temui awak media di rumahnya.

Pada mulanya sang kakek tidak mengetahui bahwa ia sendiri memiliki BPJS bantuan pemerintah, sehingga tak terpikir sebelumnya ternyata biaya operasi bisa untuk membiayai penyakitnya.

“Awalnya saya periksa ke dokter spesialis mata, ketika divonis katarak, dokter memberikan surat rujukan ke rumah sakit khusus mata di Kabupaten Kebumen,” tandasnya

“Jarak dari rumah ke dokter spesialis sangatlah jauh, karena saya tinggal di perbatasan, hampir dua jam perjalanan menggunakan sepeda motor,” ungkap Supyan.

Dusun Binangun RT 29 RW 07 Desa Lancar Kecamatan Wadaslintang Kabupaten Wonosobo Provinsi Jawa Tengah merupakan wilayah perbatasan antara Kabupaten Wonosobo dan Kebumen, selain kondisi alam pegunungan yang terjal, keadaan jalan menuju pusat perkotaan pun masih sulit dilalui, aspal yang rusak serta berlubang membuat desa ini masih tergolong tertinggal dari segi Infrastruktur di bandingkan dengan Desa lain.

“Biaya untuk ojek saja 150 ribu untuk pulang pergi, bayangkan kalau ke rumah sakit beberapa kali pasti sangatlah mahal, belum lagi untuk biaya operasi kalau bayar sendiri,” bebernya.

Selang satu minggu kakek meminta bantuan ojek untuk mengantarkan ke rumah sakit khusus mata di Kabupaten Kebumen, tanggal 12 Januari 2022 Supyan menjalani operasi mata sebelah kanan.

“Saya berterima kasih kepada pemerintah terutama BPJS, sepeserpun tidak mengeluarkan biaya kecuali untuk bayar ojek kesananya, sampai tiga kali periksa setelah operasi itupun masih menggunakan BPJS dan sepenuhnya gratis,” ungkap Supyan sambil menahan haru.

“Berharap nanti bisa mengikuti operasi katarak mata kirinya yang rencananya bulan September, semoga saya sembuh, dan dapat bekerja lagi di kebun,” tambahnya.

Kini mata kanan sudah normal kembali, pandangannya jelas walaupun di usia senja, Namun, ingatan Supyan masih melekat, ia harus menjalani operasi yang kedua untuk menyembuhkan mata kiri nya.

Menurut petugas Puskesmas Ida Mu’arsih upaya operasi katarak BPJS bisa terlaksana, apabila telah mendapatkan rujukan dari fasilitas kesehatan pertama misalnya klinik umum atau puskesmas.

“Kakek Mad Supyan masih bisa menggunakan BPJS untuk pendampingan operasi mata yang kedua, dengan syarat meminta kembali surat rujukan biaya sepenuhnya ditanggung oleh BPJS Kesehatan,” kata Ida selaku petugas puskesmas yang memberikan surat rujukan.

Katarak adalah perubahan lensa mata yang awalnya jernih dan tembus cahaya berubah keruh sehingga cahaya sulit mencapai retina, penderita tidak dapat melihat dengan jelas secara perlahan, tidak menular dari satu mata ke mata yang lain dan dapat dialami pada kedua mata secara bersamaan.

Biaya operasi katarak di setiap rumah sakit umumnya bervariasi, tergantung pada kualitas dan fasilitas layanan yang diberikan. Namun, biaya operasi mata katarak di rumah sakit swasta Indonesia umumnya berkisar antara Rp 6.500.000 -Rp16.000.000 untuk operasi satu mata.

Sementara, peserta BPJS dari Penerima Bantuan Iuran (PBI) tidak perlu melakukannya karena ditanggung oleh pemerintah. Operasi katarak gratis ini tentunya akan sangat membantu, terutama bagi warga yang tidak mampu.

Menurut data yang dihimpun web resmi BPJS saat ini jumlah peserta program JKN-KIS per 30 Juni tahun 2022 mencapai 241.791.615 peserta dengan rincian sejumlah 108.511.350 peserta berasal dari PBI APBN dan 37.367.872 peserta dari PBI APBD.

Sedangkan Fasilitas Kesehatan yang sudah bekerja sama dengan BPJS Kesehatan saat ini mencapai 27.609 yang tersebar di seluruh Indonesia. ***