WONOSOBO, metro7.co.id – Pencipta dan penyanyi asli lagu Mendung Tanpo Udan Kukuh Prasetya Kudamai hadir menghibur Warga Wonosobo dalam rangkaian tur konsernya setelah tampil di Kota Bunga Magelang dan Kota Tembakau Temanggung.

Kehadiran artis asal Yogyakarta ini sangat dirindukan penggemarnya setelah 2 tahun lebih pandemi menghentikan aktifitas pertunjukan di negeri ini.

Kukuh mengaku senang di Wonosobo, karena bisa menemui fans-fans nya, selain hawa sejuk yang sangat menentramkan jiwa dan sambutan yang ramah dari penggemarnya di Wonosobo.

Kukuh baru kali pertama menghirup udara sejuk Wonosobo dan akan jadi kenangan yang tak terlupakan di kota Asri ini. Ia juga tampil maksimal penuh keakraban bersama band-nya dalam formasi lengkap.

“Saya sangat senang di sini karena secara pribadi saya baru kali pertama menghirup udara segar kota Wonosobo, selain itu juga warganya ramah-ramah seperti tinggal di kota sendiri. Wonosobo adalah tur ketiga kami untuk menyambangi teman-teman disini dan besok dilanjutkan ke kota-kota berikutnya,” katanya kepada awak media selepas konser di Pebee Resto Wonosobo Senin (16/5) malam.

Untuk tur konser Mendung Tanpo udan sendiri, akan digelar sepanjang pertengahan Mei hingga pertengahan Juni 2022 di 3 pulau, 17 kota, selama satu bulan penuh.

Keinginan menyambangi para pendengar ini sudah ditahan cukup lama oleh Kukuh sebab terhalang oleh sulitnya mendapatkan izin saat pandemi. Kini, Kukuh bisa hadir di kota-kota yang menjadi basis pendengarnya dengan formasi band lengkap.

“Di semua kota, sama seperti malam ini, kami akan tampil lengkap dalam formasi band. Kami membawakan lagu-lagu yang ada dalam mini album Mendung Tanpo Udan. Ini menjadi tantangan untuk kami, karena tentu membutuhkan energi yang sangat besar. Namun demi menguatkan silaturahmi dengan teman-teman di 17 kota, kami telah menyiapkan diri,” ujar Pria jebolan Institute Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta tersebut.

Untuk mini album Mendung Tanpo Udan sendiri, telah diluncurkan pada Februari 2022 dalam format novel yang ditulis oleh Fairuzul Mumtaz. Bagi yang belum mendapatkannya, mini album tersebut disediakan di lokasi konser sekaligus bisa meminta tanda tangan Kukuh.

Menurut pria kelahiran Madiun tersebut, Mendung Tanpo Udan telah ditafsir ke banyak genre seni. Selain dalam bentuk lagu, juga ditampilkan dalam bentuk teater dan novel. Setelah tur ini, harapannya akan dapat diwujudkan dalam bentuk film layar lebar.

“Kita tidak berhenti di satu titik saja. Kalau memang karya ini bisa ditafsirkan ke berbagai bentuk karya lainnya, tentu karya ini semakin kaya. Kalau ada yang mau menafsir dalam bentuk lain, mari kita bicarakan. Semoga setelah tur ini, kita bisa memproduksi layar lebarnya,” kata seniman serba bisa tersebut.

Sementara itu, pihak manajemen Kukuh Prasetya Kudamai menyatakan, tur konser ini akan dimulai dari Jawa Tengah, lalu ke Jawa Timur dan Bali, berakhir di Nusa Tenggara Timur.

“Kita sudah mulai start sejak tanggal 14 di Magelang.dan malam ini tampil di Wonosobo. Setelah itu setiap hari akan berjalan terus ke kota-kota berikutnya. Tanggal 26-27 kita jeda karena sebagian dari kita akan memperingati Kenaikan Isa Al Masih. Lanjut lagi tanggal 28 sampai di Lombok dan Mataram. Untuk info detailnya akan disampaikan secara bertahap melalui media sosial,” ujar Ari Popo Prabowo.

“Adapun jadwal tur konser Mendung Tanpo Udan di 17 kota adalah Magelang (14/5), Temanggung (15/5), Wonosobo (16/5), Purwokerto (17/5), Batang (18/5), Pemalang (19/5), Semarang (20/5), Salatiga (21/5), Boyolali (22/5), Solo (23/5), Klaten (24/5), Gunungkidul (28/5). Pacitan (29/5), Ponorogo (30/5), Madiun (31/5), Kediri (1/6), Mojokerto (2/6), Surabaya (3/6), Sidoarjo (4/6), Malang (5/6), Jember (6/6), Banyuwangi (7/6), Denpasar (11/6), Bandung (12/6), Lombok (13/6), Mataram 14/6),” pungkasnya.