BOJONEGORO, metro7.co.id – Secara administratif Kabupaten Bojonegoro dan Kabupaten Tuban berbatas terpisahkan oleh Sungai Bengawan Solo, kegiatan ekonomi, pertanian, perdagangan, pendidikan, wisata, masih mengandalkan jasa penyeberangan perahu motor.

Seperti halnya di Kecamatan Rengel Tuban dan Kecamatan Kanor Bojonegoro, sudah lama kedua masyarakat sangat mendambakan adanya jembatan penghubung antar kecamatan sekaligus antar kabupaten tersebut.

Hal ini kemudian ditangkap dan mendapat respon serius oleh Pemkab Bojonegoro di bawah kepemimpinan Anna Mu’awanah dengan rencana Percepatan Pembangunan Jembatan Kanor-Rengel (Kare).

Pemkab Bojonegoro gelar pertemuan konsultasi masyarakat bertempat di Balai Desa Semambung Kanor yang turut dihadiri oleh Sekda Nurul Azizah beserta OPD, Kepala Dinas PU Penataan Ruang Agung Supriyadi, Forkopimcam Kanor dan Rengel, serta Kepala Desa Ngadirejo Rengel dan Semambung Kanor. Dengan mengundang beberapa tokoh masyarakat Desa Ngadirejo Rengel Tuban dan Desa Semambung Kanor, Sabtu (03/10/20).

Sekda Nurul Azizah selaku perwakilan Pemkab Bojonegoro menyampaikan, Bupati Anna Mu’awanah mempunyai perhatian terhadap layanan dasar masyarakat yakni pendidikan lewat beasiswa scientis dan satu desa dua sarjana, kesehatan dengan pelayanan gratis dirumah sakit kelas III, sehingga Bojonegoro masuk UHC (universal health care) dan satu-satunya Kabupaten Se-Jawa Timur dengan prosentase 98,76% dari jumlah 1,3 juta jiwa penduduk tercover oleh BPJS yang dibiayai oleh Pemkab.

Bojonegoro, dan di sektor ekonomi, pembangunan infrastruktur jalan cor mulai tahun 2019 ada 121 Km sudah rampung, sedangkan di tahun 2021 nanti ada 154 Km, artinya semua di Bojonegoro sudah seperti jalan tol tuturnya.

Bukan hanya itu, pembangunan Jembatan Lume (Luwihaji-Medalem) yang menghubungkan Bojonegoro dengan Blora saat ini sudah mulai progress pengerjaan, dan jembatan Kanor-Rengel (kare) yang akan segera dimulai pengerjaan di tahun 2021.

Semestinya di tahun 2020 ini pengerjaan jembatan Kare sudah bisa dilaksanakan, dikarenakan adanya kendala pandemi termasuk ekosistem anggaran covid 19, dan pembebasan tanah ada 32 bidang di Desa Semambung dan di Tuban ada 7 KK dan seluruhnya sudah tertuntaskan, sehingga di tahun 2021 pembangunan Jembatan Kare ini akan segera dilaksanakan, dan akan membuka akses arus ekonomi yang dapar meningkatkan taraf ekonomi masyarakat.

Kepala Dinas PU Bina Marga Bojonegoro Retno Wulandari menambahkan, bahwasanya rencana pembangunan jembatan Kare ini melintas di dua Kecamatan yakni Kanor Bojonegoro dan Rengel Tuban, saat ini proses perencanaan, desain, sudah sejak lama, beberapa waktu lalu sudah dilakukan review dan saat ini sudah selesai.

Rencana jembatan Kare yang akan dibangun dengan bentang 210 Meter, terdiri dari struktur bawah yang meliputi pilar, abutment, struktur atas dan desain.

Menurutnya dengan dilaksanakannya pertemuan konsultasi masyarakat ini sebagai salah satu syarat untuk melengkapi dokument untuk proses recount text grand desain.

Sementara itu Kepala Dinas PU Penataan Ruang Tuban, Agung Supriyadi ungkapkan, rencana pembangunan jembatan Kare ini merupakan project yang sangat strategis yang menghubungkan dua Kabupaten yang mana nantinya akan ada multiplier effect yang luar biasa di kedua Kabupaten, baik dari segi transportasi, perekonomian, maupun sektor yang lainnya.

“Pemkab Tuban akan selalu mendukung penuh dengan adanya rencana pembangunan jembatan Kare tersebut,” katanya.

Dipenghujung acara dilanjutkan dengan penandatanganan berita acara pertemuan konsultasi masyarakat oleh Kades Semambung Neny Rachmawati, Kades Ngadirejo Gatot, Tokoh masyarakat Desa Semambung Rais, Tokoh masyarakat Desa Ngadirejo Januri, Warga Masyarakat Desa Semambung Sukardi dan Warga masyarakat Desa Ngadirejo H. Muklisin. *