BOJONEGORO, metro7.co.id– Dari pantauan akhir-akhir ini curah hujan yang turun mengalami peningkatan sehingga berpotensi menimbulkan bencana alam. Baik itu bencana banjir, angin kencang, hingga tanah longsor seperti yang terjadi di Sulawesi Barat dan Kalimantan Selatan.

Dari kejadian tersebut Polres Bojonegoro perkuat koordinasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bojonegoro guna meningkatkan kesiapan sekaligus antisipasi bencana hidrometeorologi akibat fenomena La Nina atau curah hujan tinggi.

Dengan adanya kejadian tersebut, Kapolres Bojonegoro, AKBP EG Pandia, SIK, MM, MH melaksanakan koordinasi dengan BPBD Kabupaten Bojonegoro diterima langsung oleh Plt. Kepala BPBD Kabupaten Bojonegoro, Nadif Ulfia, S.Sos bertempat di kantor BPBD Kabupaten Bojonegoro jalan Ahmad Yani Kecamatan Kota Bojonegoro, Selasa(19/01/21)

Kapolres Bojonegoro, AKBP EG Pandia menyampaikan dengan adanya bencana alam yang terjadi di provinsi Sulawesi Barat dan Kalimantan Selatan sebagai perhatian bagi kita. Apalagi kondisi wilayah Kabupaten Bojonegoro dialiri sungai Bengawan Solo, kawasan hutan yang gundul mengakibatkan longsor serta banjir bandang ditambah lagi angin puting beliung.

Polres Bojonegoro siap dibutuhkan apabila sewaktu-waktu terjadi bencana alam baik personil maupun sarana dan prasarana. Sehingga perlu adanya kesiapsiagaan, keterpaduan dan koordinasi yang baik dari seluruh pihak dalam mengantisipasi terjadinya bencana alam di wilayah Kabupaten Bojonegoro mulai dari saat siaga darurat bencana, saat terjadi kejadian bencana dan pasca bencana.

“Pada intinya Polres Bojonegoro siap diterjunkan ke lokasi terjadinya bencana, baik personil maupun sarana prasarana. Polres Bojonegoro sudah memiliki perahu karet, gergaji, alat selam, dapur umum dan tenda pengungsian. Apabila terjadi bencana alam bisa digunakan sewaktu-waktu,” ucap Kapolres.

Bahwa sebagai bentuk kewaspadaan Polres Bojonegoro menginstruksikan para Kapolsek jajaran untuk memetakan wilayahnya yang rawan bencana atau bahaya alam.

Selain itu, mengaktifkan para Bhabinkamtibmas untuk memberikan himbuan tetap waspada terhadap perubahan cuaca yakni adanya curah hujan yang tinggi pada saat ini, terutama desa yang dialiri sungai Bengawan Solo dan desa yang dekat dengan kawasan hutan.

“Kita sudah instruksikan kepada Kapolsek jajaran untuk memetakan wilayahnya yang rawan bencana atau bahaya alam,” tandas AKBP EG Pandia.

Sementara itu, Plt. Kepala BPBD Kabupaten Bojonegoro, Nadif Ulfia menyampaikan bahwa terjadinya banjir di Kabupaten Bojonegoro dipengaruhi karena adanya alih fungsi hutan menjadi lahan pertanian sehingga daya serap air kurang. Untuk banjir sungai Bengawan Solo, 3 tahun terahir debit air tidak terlalu tinggi, sedangkan saat ini yang menjadi ancaman adalah banjir bandang. BPBD Kabupaten Bojonegoro siap berkoordinasi dan berkolaborasi dengan dinas terkait untuk menanggulangi bencana di wilayah Kabupaten Bojonegoro.

“BPBD Kabupaten Bojonegoro siap berkoordinasi dan berkolaborasi dengan stakeholder terkait dalam menanggani bencana alam di wilayah Kabupaten Bojonegoro. Semoga Kabupaten Bojonegoro dijauhkan bencana,” pungkas Nadif Ulfia. *