Curhatan Basri, Warga Tuban Penderita Kanker Sebagai Tulang Punggung Keluarga
TUBAN, metro7.co.id – Basri (45), penderita kanker yang berasal dari Desa Bogorejo Kecamatan Merakurak Kabupaten Tuban, mengungkapkan curhatannya kepada Metro7.co.id, kemarin (09/8/2020).
Mempunyai istri dan dua orang anak yang masih duduk di bangku SMP dan Taman Kanak-Kanak, serta berprofesi sebagai tukang batu tak menyurutkan perjuangannya untuk menghidupi keluarganya.
Dia menderita penyakit kanker sejak setahun yang lalu. Namun pasca melakukan operasi setelah hari raya Idul Fitri di Rumah Sakit Semen Gresik, penyakitnya tak kunjung sembuh, justru semakin membesar. Hal ini ia ungkapkan, ketika diwawancarai oleh Metro7.co.id di rumahnya.
“Kulo gadah penyakit kanker niki pun wonten setunggal tahun mas. Sak mantune Riyaden Kupat, kulo operasi damel KIS teng Rumah Sakit Semen Gresik, tapi tambah ageng (Saya mengidap penyakit kanker ini sudah satu tahun mas. Setelah Idul Fitri, saya melakukan operasi menggunakan KIS di Rumah Sakit Semen Gresik, tapi justru semakin membesar),” ujarnya.
Dia menceritakan kisah sehari-hari yang dialaminya semenjak menderita kanker. Awal mula penyakitnya mulai membesar, dia berhenti total dari pekerjaannya. Sehingga terhitung sudah empat bulan ia tak bekerja.
Meskipun beban berat terpancar dari gerut wajahnya, namun ketabahan hati dan ungkapan rasa syukur selalu diutarakan.
Bantuan dari orang terdekat menjadi motivasi. Di saat anak pertamanya masuk sekolah SMP pada tahun ajaran ini, Kepala Desanya memberikan bantuan seragam sekolah. Begitu juga dengan tetangganya yang ikut membantu kebutuhan sehari-hari.
“Kulo niki dados tulang punggung keluarga. Sak mantune kanker niki mulai ageng sekitar 4 bulan kepengker, mulai niku kulo pun mboten merdamel. Kulo mboten gadah nopo-nopo, dados sedintene maem geh saking tanggi. Alhamdulillah, sakmantune kakak e niki melbet SMP, di paringi seragam kale pak lurah (Saya ini tulang punggung keluarga. Setelah penyakit kanker saya membesar sekitar 4 bulan lalu, mulai saat itu saya tidak bekerja. Saya tidak punya apa-apa, jadi tiap hari makan ya dari tetangga. Alhamdulillah, setelah kakaknya ini [putra pertamanya] masuk SMP, diberikan bantuan seragam oleh Bapak Kepala Desa),” ungkap Basri di depan kedua anaknya.
Ketika ditanya terkait keinginan dan harapannya, Basri hanya mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada orang-orang yang ikut peduli dan membantunya. Dia berharap doa untuk kesembuhannya, agar bisa bekerja kembali untuk menghidupi keluarganya.
“Matur suwun, nyuwun pandungane mugi-mugi cepet saras, saget merdamel male kangge keluarga, (Terima kasih, minta doanya semoga saya lekas sembuh, bisa bekerja kembali untuk menghidupi keluarga),” ujarnya dengan nada terbata-bata. *