MALANG, metro7.co.id – Warga Dampit yang selama ini mengeluhkan kerusakan gorong-gorong di pintu masuk pasar besar Dampit, kini bisa bernafas lega. Pasalnya, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malang, melalui Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga (DPUBM), bakal segera memperbaiki tutup gorong-gorong drainase yang rusak tersebut.

Tindakan cepat Pemkab Malang ini, menyusul adanya desakan dari PAC Pemuda Pancasila (PAC PP) Dampit untuk segera dilakukan perbaikan pada gorong-gorong yang menjadi satu-satunya akses masuk ke Pasar Dampit. Desakan PP Dampit ini, akhirnya membuahkan hasil.

Sebagaimana dikatakan Camat Dampit, Eko Wahyu Widodo, bahwa pihak Dinas Bina Marga menjadwalkan akan melakukan survei lokasi pada Selasa (6/7/2021) pekan depan. 

“Hari Selasa mas akan dicek detail dan seperti apa bentuk penanganannya,” singkat Eko, Jumat (2/7/2021), saat ditemui Ketua PAC PP Dampit, Nanang Qosim.

Sementara, Nanang menjelaskan, kerusakan gorong-gorong itu sudah berlangsung lama. Terhitung sejak tahun 2020 silam. Namun sampai saat ini belum juga ada perbaikan.

Ia menyebut, pihaknya banyak mendapat keluhan dari masyarakat. Perihal kerusakan tutup gorong-gorong yang terletak di pintu masuk Pasar Dampit. 

Karenanya, PAC PP Dampit mendesak pihak terkait agar segera mengambil tindakan untuk melakukan perbaikan. Mengingat, di lokasi gorong-gorong yang rusak tersebut sering terjadi kecelakaan.

Tak hanya itu, saat hujan turun, air akan meluap ke badan jalan karena drainase tertutup akibat kerusakan gorong-gorong tersebut. Akibatnya sering terjadi banjir dan penumpukan sampah di badan jalan, demikian Nanang.

Sebelumnya, Kepala Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Pasar Dampit, mengaku bahwa kerusakan atau pun perbaikan gorong-gorong tersebut bukan tanggungjawab Dinas Pasar. Melainkan tanggung jawab Dinas Bina Marga atau Cipta Karya.

“Tapi saya juga masih bingung, apakah gorong-gorong itu tanggungjawab Bina Marga atau Cipta Karya,” ucap dia.

Pantauan di lokasi, lebar kerusakan tutup gorong-gorong tersebut mencapai 2,5 meter. Oleh warga sekitar, gorong-gorong itu ditanami pohon kayu. Hal ini, sebagai bentuk protes dan kekecewaan masyarakat terhadap Pemerintah yang tak kunjung melakukan perbaikan.[]