SAMPANG, metro7.co.id – Memasuki pergantian tahun baru Islam atau tahun baru Jawa, ada tradisi yang biasa dilakukan. Salah satu tradisinya adalah mengadakan acara kirab pusaka, lalu bagi bagi bubur yang bisa disaksikan langsung oleh masyarakat umum atau wisatawan.

Selain itu, ada juga tradisi lain yang lebih utama, yaitu mencuci benda pusaka atau dalam bahasa Jawa disebut jamasan pusaka. Lalu, mengapa kegiatan mencuci pusaka selalu dilakukan bertepatan dengan masuknya bulan Suro dan menjadi tradisi Jawa.

Hampir sebagian warga di Kabupaten Sampang masih mempertahankan tradisi ngumbah keris atau membersihkan dan mencuci benda pusaka peninggalan nenek moyang, pada bulan Suro (tahun Jawa). Tradisi itu dipercaya bahwa, benda peninggalan seperti keris, mata tombak dan yang lainnya, memiliki kekuatan gaib sehingga harus dirawat agar mendapatkan keselamatan, perlindungan dan ketentraman.

“Tradisi itu terus di pertahankan Abdul Basid warga Desa Batukarang kecamatan Camplong Kabupaten Sampang Saat bulan Suro seperti ini,Abdul Basit saat ditemui awak media ini pada Minggu (22/08/2021) sore , dirinya membuka lapak jasa cuci keris, di rumah yang menjadi salah satu tempatnya untuk kerja. Di tempat itu sejumlah benda pusaka sudah diantrikan oleh pemiliknya untuk dicuci.

“Sudah beberapa hari ini saya di sini. Sudah puluhan benda peningggalan yang saya cuci dan bersihkan. Bahkan sebagian milik orang yang sudah menjadi langganan saya. Ya, alhamdulillah, bulan Suro mendatangkan rejeki untuk saya,” katanya. ***